Pokdaya Magot Putra Manfaatkan Sampah Jadi Pakan Magot

TANGERANG, BANPOS – Sampah menjadi permasalahan yang klasik di kota-kota besar, baik sampah rumah tangga, sampah industri maupun sampah sisa makanan di pasar tradisional.

Kelompok Budidaya (Pokdaya) Magot Putra Tangerang di Desa Jengjing, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang, mengelola sampah setiap hari sebanyak 7 hingga 10 ton sampah yang diambil dari beberapa pasar tradisional seperti Pasar Tigaraksa, Pasar Santiong Balaraja, Pasar Cisoka dan pasar Cikupa setiap harinya.

Ketua Pokdaya Magot Putra Tangerang, Akbar mengatakan, sampah organik selain dijadikan pupuk juga bisa dijadikan pakan magot yang nantinya menjadi nilai ekonomi yang mensuport sektor-sektor budidaya rumahan seperti pakan ternak, hingga pupuk yang nantinya menjadi bahan pertanian.

“Setiap harinya magot tersebut menghabiskan 7 samapi 10 ton sampah yang diambil dari pasar Cikupa dan pasar Tigaraksa,” kata Akbar saat Ekpose di Bappeda Kabupaten Tangerang, Rabu (1/09).

Dijelaskannya, proses magot dilakukan mulai dari pengembangbiakan lalat, bertelur menjadi larva selanjutnya magot terus berkembang biak dan diberi makanan sampah organik yang diambil dari pasar-pasar tradisional.

“Dalam satu pekan menghasilkan magot sekita 500-600 kilogram magot yang siap dipasarkan ke wilayah Jabotabek,” terangnya.

Dalam kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Tangerang, Moch Maesyal Rasyid mengatakan, budidaya maggot yang berkolaborasi dengan penanganan sampah sangat bermanfaat utnuk pemberdayaan masyarakat ditengah pandemi yang saat ini sektor perekonomian mengalami kontraksi.

“Pemkab Tangerang bekerjasama dengan kolompok budidaya Magot Putra Tangerang, agar bagai mana menanggulangi sampah dimasyarakat menjadi nilai tambah dan kelestarian lingkungan terjaga,” katanya.

Nantinya, lanjut Maesyal, progres diwilayah Kecamatan Jambe akan dijadikan budidaya magot dengan pengelolaan sampah. Sehingga pemberdayaan dilakukan, hingga menyerap tenaga kerja dilingkungan setempat.

“Rencananya sehari hingga 40 ton sampah yang dikelola, agar meringankan beban TPA Jatiwaringin dan pemberdayaan ekonomi dilingkungan,” ungkapnya. (DHE/RUL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *