CILEGON, BANPOS – Pengadaan Ambulan Gawat Darurat RSUD Cilegon senilai Rp 2,3 miliar disoal DPRD Cilegon. Pasalnya pengadaan tersebut sempat gagal lelang dua kali hingga berakhir dengan penunjukan langsung (PL) rekanan oleh RSUD Cilegon.
Wakil Ketua I DRPD Kota Cilegon, Hasbi menyorot pengadaan ambulan yang dianggapnya juga fantastis. Untuk harga pengadaan sebuah ambulan dengan peralatan alkes senilai Rp 2,3 miliar, dinilainya tidak wajar meski kebutuhannya mendesak.
“Kalau satu unit, ini fantastis harganya. Kalau setahu saya dari harga pasaran Rp500 juta. Memang mobil itu sangat emergency. Tetapi itu cukup sangat fantastis meskipun sama alkesnya. Kalau dua mobil dengan nilai itu, mungkin wajar,” tuturnya.
Politisi partai Gerindra itu juga mempertanyakan proses pengadaan yang sempat mengalami dua kali gagal lelang dan kemudian menggunakan sistem pemilihan langsung. Menurutnya, hal itu patut disayangkan karena terjadi di awal kepemimpinan Helldy Agustian-Sanuji Pentamarta.
Dikatakan Hasbi selama menjabat anggota DPRD dalam 2 periode mengaku, lelang pekerjaan di Cilegon jarang sekali terjadi kegagalan. Meski memang pada pemerintahan sebelumnya sempat terjadi kondisi yang sama seperti pada lelang pembangunan Gedung Setda Baru. Namun Politisi Partai Gerindra ini masih cukup heran mengapa pengadaan ambulan bisa gagal lelang hingga dua kali.
“Memang gagal lelang jarang terjadi, tapi ketika mendengar, itu seperti lelang yang besar seperti dulu gedung setda. Saya tidak tahu lelang ini (ambulan) dalam tanda kutip gagal lelang. Masak sih tidak ada peserta, atau syaratnya tidak lengkap, kurang adminstrasi,” terangnya.
Lebih lanjut Hasbi mengatakan mekanisme PL dapat ditempuh jika suatu pekerjaan yang dilelang ulang gagal. Ia masih berpandangan positif bahwa PL rekanan oleh RSUD terkait pengadaan ambulan ditempuh karena kebutuhan mendesak. Namun ia mewanti-wanti Pemkot Cilegon jangan menjadikan PL sebagai celah aturan jika pekerjaan gagal dilelang. Ia tidak menginginkan persoalan timbul dikemudian hari untuk pemerintahan.
“Ini menjadi wanti-wanti kita semua. Jangan ini menjadi celah. Saya tidak suudzon, tapi saya sebagai kontroling, ini harus dihindari. Kalau nanti ada masalah di kemudian hari, maka akan tidak baik untuk pemerintahan,” tuturnya.
Diberitakan sebelumnya pengadaan Ambulan Gawat Darurat senilai Rp2,33 Miliar yang diusulkan RSUD Cilegon kandas ditenderkan. Lelang pengadaan ambulan yang bersumber dari APBD 2021 ini dua kali gagal lelang. Bahkan saat dilakukan tender cepat oleh Bagian Pengadaan Barang dan Jasa Setda Kota Cilegon, pengadaan tidak dapat terealisasi.
RSUD Cilegon setelah pekerjaan tersebut gagal lelang kemudian menempuh mekanisme penunjukan langsung (PL) rekanan. RSUD menetapkan ambulan menggunakan kendaraan merek Toyota berjenis HiAce terbaru. (LUK/ENK)
Tinggalkan Balasan