SERANG, BANPOS – Kopri Uin SMH Banten menggelar kegiatan Webinar Kopri bertajuk ‘Tren Childfree Ditinjau dari Perspektif Agama dan Psikologi’, Senin (13/9). Kegiatan dilaksanakan melalui platform zoom meeting dengan menghadirkan beberapa narasumber diantaranya Ketua Rumah Perempuan dan Anak Prov Banten, Neneng Farida, sebagai Keynote Speaker, Dosen Fakultas Dakwah UIN SMH Banten, Maya Aufa dan Komisioner KPAI, Susianah Affandy.
Dalam pemaparannya, Neneng Farida memberi gambaran umum terkait childfree dalam pandangan agama dan psikologi. Ia mengatakan, pilihan childfree merupakan keputusan yang ekstrim, karena menghilangkan kodrat sebagai wanita.
“Hal ini akan menimbulkan pro dan kontra. Pro dalam hal ini yaitu ada pendapat bahwa pasutri yang tidak berkeinginan untuk memiliki anak dengan alasan tertentu salah satunya faktor ekonomi,” ujarnya.
Penjelasan tentang childfree menurut agama, dijelaskan oleh Maya Aufa. Ia memberikan kesimpulan bahwa childfree dalam agama sangat bertolak belakang dengan fitrah sebagai manusia.
“Ini juga menyalahi tujuan dari pernikahan, karena pada dasarnya mencetak generasi anak sholeh dan sholehah merupakan urgensi dalam islam,” katanya.
Susianah Affandy menjelaskan childfree ditinjau dari psikologi. Ia mengatakan, adanya cara pandang yang berbeda antara latar belakang pendidikan, sosial, ekonomi, dan lingkungan childfree ini muncul karena adanya perubahan tren yang ada di negara barat.
“Keputusan childfree tidak hanya diputuskan oleh pasangan suami istri saja, melainkan keluarga dan masyarakat. Secara psikologi sosial, wacana childfree sulit diikuti oleh masyarakat indonesia,” ucapnya.
Kegiatan diakhiri dengan sesi tanya jawab dari peserta Webinar Kopri kepada para pembicara. Banyak pertanyaan dan antusias dari peserta untuk mengetahui lebih dalam tren yang sedang marak diperbincangkan oleh masyarakat
Ketua kopri komisariat UIN SMH Banten, Meilinda Lestari mengatakan, seperti diketahui, belakang ini isu-isu mengenai childfree sedang merebak ke permukaan publik. Hal ini sempat disoundingkan oleh salah satu influencer Gita Savitri, dalam salah satu kegiatan wawancaranya yang diunggah di platform youtube.
“Influencer Gita Savitri menyampaikan bahwa salah satu reason kenapa memilih sikap untuk Childfree adalah karena faktor finansial dan kesiapan mental orang tua untuk memiliki dan mendidik anak. Dalam kondisi seperti saat ini, pemahaman terkait childfree ini sangat dibutuhkan agar kedepan masyarakat tidak salah memilih keputusan dalam berumah tangga,” jelasnya.
Ia menyebut, konsep Childfree sangat berlawanan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Mereka yang memutuskan untuk Childfree beralasan cara ini efektif untuk menekan jumlah populasi sehingga tidak overpopulasi, padahal dalam agama tidak dianjurkan hal tersebut.
“Maka dari itu, dengan adanya webinar ini diharapkan mampu membuka pemikiran orang-orang akan apa dampak negatif dari pilihan untuk Childfree,” harapnya.(MUF/PBN)
Tinggalkan Balasan