DPRD Imbau Waspadai TBC

LEBAK, BANPOS – Angka masyarakat yang mengidap Tuberculosis tinggi, anggota Komisi III DPRD Lebak, Imad Humaedi, mengingatkan masyarakat akan bahaya penularan Tuberculosis.

“Saya mengingatkan kepada masyarakat Kabupaten Lebak khususnya agar tetap waspada terhadap penularan penyakit Tuberculosis,” kata Imad Humaedi, Kamis (23/9).

Menurut Imad, tingginya angka warga Lebak yang mengidap Tuberkulosis tersebut tentunya menjadi pekerjaan rumah bersama untuk menurunkan angka itu ke tingkat kesembuhan.

Ia menyarankan masyarakat agar tidak malu apalagi takut untuk memberikan keterangan dan penjelasan kepada dokter atau tim medis pada saat ditanya. Sebab kata Imad, dengan memberikan kepada dokter yang memeriksa dan bertanya maka sama saja dengan upaya memutus mata rantai penularan penyakit tersebut.

“Sampaikan manakala ditanya oleh dokter, jangan malu apalagi takut. Cara itu adalah upaya agar keluarga lain tidak tertular,” ucapnya.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebak mencatat sebanyak 1.175 warga Lebak mengidap Tuberculosis alias TBC di tahun 2021 ini.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan pada Dinas Kesehatan Lebak Dr. Firman Rahmatullah mengatakan, jumlah sebanyak itu masih rendah.

“Tahun ini yang terdata berobat, atau dalam pengobatan baik yang berasal dari wilayah Lebak maupun berasal dari luar Lebak itu sebanyak 1.175 orang,” kata Firman kepada wartawan.

Untuk jumlah target yang didapatkan berdasarkan kalkulasi sekitar 0,9 persen dari total jumlah penduduk Kabupaten Lebak. Dan itu adalah target standar yang ditetapkan oleh Nasional atau kita istilahkan target standar pelayanan minimal (SPM).

Ia menjelaskan, tahun 2020 sendiri dari target pendataan dan pengobatan yang masih sama dengan tahun sekarang sebanyak 2.785 orang, pihaknya berhasil mendata warga yang menginap penyakit TBC sebanyak 1.975 orang.

Namun, karena terdapat kendala pada kejujuran pasien TBC, pihaknya belum memenuhi jumlah pendataan dan pengobatan yang ditargetkan. Misalkan kata dia lagi, pihaknya melakukan pemeriksaan satu orang yang mengalami TBC.

“Namun saat ditanyai kadang pasien menyembunyikan keluarga atau orang dekat dirinya yang juga mengalami penyakit serupa yaitu TBC. Ini adalah salah satu kendala,” jelasnya.

Akan tetapi, jumlah kematian warga karena terinfeksi penyakit tersebut setiap tahunnya terus mengalami penurunan. Tahun 2019 jumlah warga Lebak yang meninggal dunia akibat penyakit TBC mencapai 48 orang, tahun 2020 31 orang, dan tahun 2021 ini ada 8 orang.

Ditengah pandemi Covid-19 ini, Firman mengimbau kepada warga Kabupaten Lebak selalu waspada dan menerapkan protokol kesehatan, juga mengkonsumsi makanan bergizi guna menjaga imun tubuh. Sebab menurutnya penularan penyakit TBC hampir sama dengan Covid-19.

“Tetap jaga prokes karena virus ini juga menular melalui droplet seperti Covid-19. Penularannya itu tidak dapat dipastikan, tergantung imun tubuh masing-masing orang,” pungkasnya. (CR-01/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *