SERANG, BANPOS- Polda Banten melalui Direktorat Intelijen Keamanan (Ditintelkam) menggelar fokus grup discussion (FGD) tahun 2021 di sebuah hotel di bilangan Kota Cilegon, Jumat hingga Sabtu, 24-25 September 2021. Kegiatan tersebut memilih tajuk ‘Ketahanan Ideologi Pancasila Menghadapi Infiltrasi Ideologi Asing’, dengan diikuti oleh 25 orang peserta dari berbagai kalangan, mulai siswa, mahasiswa, aktivis, masyarakat sipil dan jurnalis.
Menghadirkan 4 narasumber sekaligus, kegiatan menyasar kaum milenial yang diharapkan dapat membangkitkan semangat kaum milenial dan menghargai ideologi Pancasila dibawah tekanan ideologi-ideologi lain, yang dimungkinkan bisa muncul dari media sosial (medsos)
“Bagaimana teman-teman memiliki ketetapan sebagai kaum milenial dalam menjaga ideologi kita sendiri. Karena ideologi kita ini ideologi yang tidak dimiliki oleh negara lain,” ujar salah satu pemateri dari pihak Polda Banten, AKP I Ketut Widana
.
Ia menyebut bahwa di negara lain tidak ada yang memiliki ideologi seperti Pancasila. Dimana ada keberagaman suku, etnis, agama, yang dapat disatukan oleh idelogi Pancasila.
“Dengan ideologi Pancasila ini kita bisa bersatu. Kita tidak terpecah oleh perbedaan,” tuturnya.
Ia berharap, dengan dilaksanakannya grup diskusi tersebut, para peserta menyadari pentingnya menjaga ketahanan ideologi Pancasila. Selain itu, para peserta pun diharapkan dapat menyebarluaskan kembali materi-materi yang didapat melalui kegiatan FGD.
“Teman-teman peserta diharapkan dapat menyebarkan secara luar baik melalui medsos atau pengaruh lain seperti melalui obrolan dan sebagainya. Karena Peserta ada dari siswa, mahasiswa, kelompok aktivis, bagaimana mereka bisa menyebarkan melalui obrolan-obrolan mereka dengan sesamanya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketut menyebutkan bahwa kegiatan semacam itu perlu dilaksanakan secara rutin. Karena saat ini kaum milenial akan bersaing dengan benturan-benturan ideologi yang tertuang dalam medsos-medsos.
“Kadang-kadang kita tidak tahu kebenarannya, ada yang isinya mungkin provokasi atau hoax. Melalui peserta disini diharapkan nantinya dapat menangkal hal itu,” tandasnya.
Pemateri lainnya, Ketua Nahdatul ulama (NU) Kota Cilegon, Sholeh Syafe’i, menjabarkan kaitannya dengan kesadaran masyarakat dan mahasiswa akan ideologi Pancasila. Ia juga menjelaskan bahwa ideologi asing bisa menjadi ancaman di Indonesia.
“Kita harus sadar bahwa ada banyak cara ideologi asing masuk ke Indonesia. Indonesia ini kaya akan suku, bahasa, budaya dan Indonesia ini negeri yang nyaman dan hangat atau ramah,” terangnya.
Memiliki tanah yang subur, menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang diincar oleh negara-negara penjajah. Masih ada beberapa konflik di wilayah yang membuat Indonesia mudah dimasuki oleh ideologi asing.
“Meski begitu, sebagai pengingat, Indonesia memiliki sejarah kelam mulai sari penjajahan Belanda, portugis hingga saat ini konflik organisasi Papua merdeka dari 1965 sampai hari ini. Namun disisi lain, dengan kebhinekaan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Indonesia, menjadikan kita kuat dan harus kembali dipertegas ideologi Pancasila untuk saat ini,” jelasnya.
Fadlullah, salah satu dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) turut menjadi pemateri. Ia menjelaskan bagaimana ideologi Pancasila ini bagaikan mendayung diantara dua karang.
“Karang yang dimaksud adalah ideologi-ideologi besar dunia yang dapat mempengaruhi ideologi Pancasila. Sehingga dengan diskusi ini diharapkan dapat mengimplementasikan bagaimana nilai-nilai Pancasila yang memiliki sejarah panjang,” ujarnya.
Ia berharap, sebagai kaum milenial dan sebagai agen perubahan, sepatutnya dapat mencontohkan perilaku yang mencerminkan warga negara Indonesia dengan Pancasilanya. Sebab, dengan slogan bhineka tunggal Ika, dapat menyatukan seluruh bahasa, agama dan keanekaragaman lainnya.
“Jangan biarkan ideologi asing menguasai Indonesia yang memiliki kekayaan alam dan warganya yang beragam suku etnis bahasa,” tandasnya. (MUF/AZM)
Tinggalkan Balasan