LEBAK, BANPOS – Sedikitnya 16 rumah yang dihuni 24 keluarga milik warga suku Baduy, di Kampung Cepakhuni RT 002/RW 012 Desa Kanekes, Kecamatan Leuwi Damar dilaporkan ludes terbakar pada Rabu (13/10) Pukul 13.30 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam insiden itu namun kerugian ditaksir ratusan juta rupiah.
Dalam Vidio yang beredar 13 detik, tampak beberapa rumah kayu terbakar, dan api terlihat ganas merambat cepat. Beberapa wanita dan anak-anak berteriak-teriak, sejumlah laki-laki Baduy pun turun untuk menyelamatkan beberapa barang, namun tidak berhasil semuanya, karena api cepat merembet karena tertiup angin.
Saat dikonfirmasi BANPOS, Jaro Saija mengatakan bahwa rumah yang terbakar itu jumlahnya belasan dan dihuni puluhan keluarga. Adapun kejadiannya sekitar tengah hari, “Kejadian sekitar tengah hari, rumah yang terbakar ada 16 dan dihuni 24 keluarga,” ujar Saija, Rabu petang (13/10).
Saija pun menjelaskan pula, bahwa api diduga berasal dari tungku perapian. “Diperkirakan api itu dari hawu (tungku, red) tempat masak. Mungkin penghuninya tak menyadari masih ada bara api. Karena biasanya kalau kayu bakar yang ada galihnya itu suka masih ada bara apinya, dan karena tertiup angin jadi membesar dan merembet lalu membakar, semuanya,” katanya.
Meski dilaporkan tidak adanya korban jiwa, namun 16 rumah beserta isinya itu ludes dan yang tersisa hanya enam unit rumah.
Sementara, Kapolsek Leuwidamar, AKP Sudedi membenarkan kebakaran di Kampung Cepakhuni Desa Kanekes itu diduga disebabkan dari tungku perapian dan tidak ada korban jiwa.
“Iya betul, setelah dapat info Pukul 16.00 WIB, tim kami langsung ke TKP, kami langsung turun. Menurut keterangan saksi warga setempat yaitu Cimok, Mukri dan Ade, ada 16 rumah yang terbakar dan itu di huni 24 keluarga dan kejadiannya Pukul 13.30 WIB,” tutur Sudedi, Rabu malam.
Menurut Kapolsek, api berasal dari tungku salah satu rumah warga, yang saat itu penghuninya sedang di luar rumah.
“Saat itu penghuni rumah sedang berada di huma. Api berasal dari tungku rumah milik Heri alias Adi yang merembet ke 15 rumah lainnya. Tidak ada korban jiwa namun taksiran kerugian sekitar Rp820 jutaan,” jelas Kapolsek.
Terpisah, pendamping suku adat Baduy, Uday Suhada kepada BANPOS menerangkan, api dengan cepat merembet dari satu rumah ke lainnya lantaran jaraknya berdekatan, juga seluruh bagian rumah suku Baduy terbuat dari bambu dan kayu.
“Informasi yang saya terima, sampai saat ini tidak ada korban jiwa, namun rumah yang tersisa hanya enam unit. Adapun info dari Carik, Baduy rumah yang ludes terbakar itu 24 unit. Dan api sulit dipadamkan karena sumber air di lokasi itu terbatas,” ungkap Uday via Whatsapp.
Lanjut Uday, kebakaran di Baduy ini bukan kali pertama terjadi. Terhitung sejak tahun 1994, sedikitnya sudah enam kali terjadi kebakaran di beberapa kampung yang berbeda di kawasan Baduy
Beberapa Kampung itu seperti Kaduketug, Keter, Kadujangkung, Cikeusik, Cicakal Hilir dan terakhir ini di Kampung Cepakhuni. Kata dia, adapun penyebab kebakaran biasanya dipicu oleh tungku api atau lampu tempel yang disimpan di dinding.
“Karena di Baduy itu tidak ada tungku api di tanah, tapi di atas bale-bale bambu di bagian dapur. Sehingga api mudah membakar,” paparnya.(WDO/ENK)
Caption : Tampak dampak peristiwa kebakaran dan puing-puing 16 rumah yang dihuni 24 keluarga warga Baduy, tepatnya di Kampung Cepakhuni RT 002/RW 012 Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar. Rabu (13/10).
Tinggalkan Balasan