TANGERANG, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang
menyatakan kesiapan "alat tempur" mereka untuk menangani bencana khususnya
mencapai 80 persen. Sementara sisanya atau 20 persen masih dalam perbaikan, seperti ada
yang ditambal dan lainnya.
"Kita sekarang masih butuh mobil, kemarin kita gagal lelang. Mudah-mudahan di tahun
2022 bisa dianggarkan lagi untuk mobil. Mobil pemadam kita butuh tiga karena sifatnya
peremajaan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kota Tangerang Deni Koswara saat menerima
inspeksi anggota DPRD dari Ketua Fraksi PDI Perjuangan Kota Tangerang, Andri S Permana,
Selasa (19/10).
Deni menyebut, pihaknya juga dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR)
bakal mengecek pompa-pompa agar berfungsi. Kemudian juga bakal menggelar apel siaga
bencana dengan beberapa instansi terkait.
"Itu untuk mengecek kelengkapan yang lainnya. Misalnya Dinkes, Dinsos, relawan, Polres,
dan Kodim akan kita satukan. Sementara ini untuk titik banjir masih ada di wilayah Periuk,
Karang Tengah, Ciledug, dan Karawaci," imbuhnya.
Ia pun menjelaskan, BPBD telah membersihkan dan mengecek kelayakan 24 perahu, motor
tempel dan tenda pengungsian. Selain itu, BPBD juga menyiagakan tim 24 jam untuk siap
siaga tindakan cepat, jika terjadi bencana.
"BPBD juga memperkuat sosialisasi mitigasi melalui 20 Kampung Tangguh Bencana, yang
tersebar di Kota Tangerang. Sehingga, banyak masyarakat yang mengetahui betul apa yang
bisa dilakukan saat bencana tiba dan tim BPBD belum hadir," jelasnya.
Di samping itu, BPBD setiap harinya juga terus berkoordinasi dengan Tim Bendungan Batu
Belah terkait kondisi debit air harian di sana. "Sehingga, bendungan Pintu Air 10 dapat
mengatur ketinggian sehingga meminimalisir luapan air yang berlebihan dan mengakibatkan
banjir besar," tegas Deni.
Lanjutnya, BPBD juga menerima laporan cuaca setiap harinya melalui BMKG. Hasilnya, BPBD
akan merillis ke pihak kecamatan untuk dipantau, diantisipasi dan disikapi secara cepat,
untuk menjaga masing-masing wilayahnya.
"BPBD pastinya berkomitmen untuk bergerak dalam pembinaan, pra bencana, tanggap
darurat hingga pasca bencana. Ini butuh kerjasama masyarakat, untuk tidak membuang
sampah, rutin gotong royong dan tidak segan melaporkan titik-titik genangan untum segera
ditangani oleh OPD terkait," imbaunya.
Sementara, Ketua Fraksi PDI Perjuangan Andri S Permana Andri menjelaskan, dari hasil
kunjungannya, ada beberapa hal yang menjadi catatan. Pertama secara sumber daya
manusia (SDM) atau personel dari BPBD tersebut sudah sangat siap mengahadapi apapun
bencana. Hal tersebut karena sering latihan rutin.
"Namun ada catatan negatif sarana prasarana perlengkapan penunjang BPBD dalam
melakukan operasi kemanusiaan baik evakuasi korban maupun upaya penanganan bencana
lainnya," ucapnya.
Andri menyebutkan, dirinya menemukan beberapa perlengkapan yang mengkhawatirkan.
Seperti ada peralatan yang keropos. "Tadi kita temukan ada mobil yang keropos, termasuk
mobil untuk evakuasi korban banjir saya cek itu sudah keropos," ujarnya. Andri
mengharapakan agar hal ini segera bisa ditanggulangi. Jangan sampai operasi kemanusiaan
yang menyelamatkan manusia akan membahayakan personel BPBD.
"Yang pasti satu hal, saat ini berbicara kemanusiaan nilai urgensi ada di sana. Keselamatan
manusia adalah hukum tertinggi jadi mengimplementasikan itu akan menjadi urusan
prioritas," jelasnya.
Menyikapi perlengkapan BPBD, tokoh masyarakat Benda, Habibullah menyatakan, kondisi
itu ju perlu dukungan dengan peralatan lengkap. "Itu yang sangat penting, karena
perlengkapan keselamatan petugas , jangan sampai dia (petugas) mau menolong orang
sementara keselamatan petugas juga terancam," pungkasnya. (MADE/BNN/RUL)
Tinggalkan Balasan