2 Objek Wisata Akan Diswastanisasi

PANDEGLANG, BANPOS —Untuk mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memaksimalkan potensi daerah, dua objek wisata yang selama ini diandalkan Pemkab Pandeglang, akan dilelang atau diswastanisasi tahun 2022 mendatang.

Bupati Pandeglang, Irna Narulita menegaskan, selama dikelola Pemerintah Daerah (Pemda), keberadaan dua objek wisata itu yakni, wisata pemandian air panas Cisolong dan kolam renang Cikoromoy, terbilang masih banyak kekurangan.

“Selama dikelola Pemda, paling pemasukannya Rp 300 juta. Tapi kalau dikelola swasta, bias sampai Rp 700 juta bahkan lebih. Mudah-mudahan, tahun 2022 mendatang pengelolaannya sudah bias oleh pihak swasta, agar dapat lebih berdaya,” kata Irna, Kamis (21/10).

Katanya, dengan dikelola oleh pihak ketiga. Diharapkan bisa meningkatkan pendapatan, serta ada berbagai inovasi. Sehingga, berdampak baik pula terhadap perkembangan atau kemajuan sektor pariwisata di Pandeglang.

“Kalau mereka (swasta,red), pengelolaannya lebih profesional. Mungkin saja nanti diadakan event-event di sana. Harapan kami, intinya dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD),” ujarnya.

Ia memastiakn, saat ini proses tender sudah dilakukan. Bahkan, nilai yang nanti bakal ditetapkan sudah dimunculkan. “Cisolong, prosesnya sudah jalan. Nilainya, sudah kelihatan. Tapi belum kita publish. Karena, Kepala Dinas-nya belum berani, kalau belum ada kajian,” tandasnya.

mengapresiasi dan setuju jika dua objek wisata unggulan di Pandeglang itu diswastanisasi. “Paling tidak, akan lebih terawat dan muncul berbagai inovasi di dalamnya,” ungkap Habibi.

Baginya, soal peningkatan PAD sudah pasti akan terjadi jika dikelola pihak swasta. Namun demikian, diharapkan pihak ketiga yang hendak mengelola nantinya, diberi jaminan keamanan investasi dan kemudahan.
“Jangan hanya diambil uangnya saja. Investor (pihak ketiga,red), sudah pasti butuh jaminan keamanan investasi, serta kemudahan,” pungkasnya.

Soal kajian, Habibi mengaku, sudah pernah berkali — kali menyarankan kepada dinas teknis (Dinas Pariwisata), agar melakukan kajian soal target PAD yang bias dicapai dari dua objek wisata tersebut. “Itu penting, sebagai standar nilai,” tandasnya.(PBN/BNN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *