SERANG, BANPOS – Mantan Pelatih Perserang, Putut Widjanarko, membantah dirinya terlibat dalam praktik pengaturan skor menyeret dirinya bersama lima orang pemain saat melatih Perserang. Dia mengaku tidak dipecat, melainkan mengundurkan diri dari Perserang. Pengunduran dirinya juga tidak terkait dengan isu praktik pengaturan skor yang melibatkan anak asuhnya.
“Saya mundur karena hasil kurang maksimal di dua laga terakhir, bukan karena saya ikut dalam pengaturan skor,” kata Putut.
Meski demikian, Putut mengakui bila dirinya mengetahui ada dugaan praktik pengaturan skor yang dilakukan anak asuhnya. Informasi di dapatkan sebelum pertandingan putaran pertama melawan Badak Lampung FC.
“Memang saya mendapat informasi ini (tentang dugaan pengaturan skor, red) dari salah satu pemain. Tetapi info ini saya keep karena saya berpikiran sebagai pelatih waktu itu kita harus fokus lawan Badak Lampung dan tidak mau terjadi kericuhan dalam tim,” kata Putut.
Namun, lanjut Putut, pemikirannya ternyata dianggap salah oleh manajemen dan dikiranya menutup-nutupi hal buruk yang terjadi dalam tim.
“Saya tahu info itu beberapa hari sebelum lawan Badak Lampung. Tetapi ternyata pemain sudah mulai bermain curang sejak lawan RANS Cilegon FC,” kata Putut.
Diberitakan sebelumnya, Perserang resmi melaporkan dugaan praktim mafia sepakbola dalam pertandingan Liga 2 yang dilakukan sejumlah pihak dan melibatkan pemainnya, Kamis (28/10). Laporan disampaikan kepada PSSI setelah sebelumnya manajemen Perserang memberhentikan dengan tidak hormat lima pemain dan seorang pelatih.
Manajer Perserang, Babay Karnawi dalam keterangan tertulisnya mengatakan, berdasar sejumlah informasi, pengakuan dan barang bukti yang dimilikinya, manajemen Perserang melaporkan inidikasi pengaturan skor yang ditemukan kepada PSSI sesuai dengan yurisdiksi sepakbola.
Babay melanjutkan, Perserang melaporkan kondisi yang terjadi di Perserang dalam rangka meminta Badan Yudisial PSSI menindak secara tegas seluruh pihak-pihak yang terlibat dalam upaya pengaturan skor ini.
“Sebagai anggota, kami melaporkan agar PSSI melindungi klub, pemain, pelatih dan ofisial Liga 2 dari praktik seperti ini dengan memperketat pengawasan dalam jurisdiksi sepakbola di Liga 2,” kata Jibay.(ENK)
Tinggalkan Balasan