PANDEGLANG, BANPOS – Bupati Pandeglang, Irna Narulita menegaskan, mendukung gerakan restorasi pesisir pantai di Pandeglang, dengan melakukan penanaman pohon mangrove.
Sebab kata Irna, saat ini kondisi pesisir pantai di Pandeglang tak sedikit yang terkikis (abrasi). Maka dengan begitu, ia sangat mendukung upaya konservasi mangrove yang bakal dilakukan Yayasan Alabama Indonesia Lestari.
“Program restorasi mangrove ini perlu dilakukan, karena semakin tingginya tingkat abrasi di Kabupaten Pandeglang. Upaya ini harus kita lakukan bersama, demi menjaga alam dan untuk generasi yang akan datang,” kata Irna, Minggu (7/11).
Belum lagi tambahnya, saat ini degradasi lahan mangrove oleh tambak di Kabupaten Pandeglang sangat tinggi. Hal tersebut tandasnya, dikhawatirkan akan mengganggu ekosistem.
Program-program penghijauan dan konservasi, patut digalakkan dan dilakukan secara bersama-sama. Sehingga, hasil yang diharapkan bisa lebih maksimal.
“Di kita kan banyak lembaga dan NGO, kalau disatukan bisa lebih cepat lagi capaiannya. Saya juga mengimbau kepada OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait, seperti DLH, Bappeda, untuk membantu dan mendukung program konservasi ini,” tambahnya.
Sementara, Yayasan Alabama Indonesia Lestari (YAIL) menyambut baik sikap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pandeglang, yang mau bekerjasama untuk membantu proses pemulihan ekosistem pesisir.
Program pemulihan ekosistem pesisir ini, telah dilakukan oleh Yayasan Alabama Indonesia Lestari sejak tahun 2020 dengan menanam sebanyak 250.000 tanaman, di kawasan Tegalpapak hingga kawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK).
Project Manager Program Mangrove Ecosystem and Rhinoceros Conservation Indonesia (MERCI) tahun 2021, Sumarna menyatakan, penanaman akan kembali dilakukan dengan jumlah tanaman sebanyak 250 ribu, dan akan disebar penanamannya hingga ke dalam kawasan TNUK.
“Program penanamannya akan kami lakukan secara partisipatif, yaitu dengan keterlibatan aktif dari masyarakat sekitar wilayah kerja. Saat ini mereka (masyarakat,red), telah melakukan penyemaian di Cibungur dan Mekarsari, sebanyak 160 ribu tamanan. Semoga bulan ini sudah bisa tertanam,” ungkap Sumarna.
Persoalan lahan tandasnya, saat ini menjadi kendala dalam upaya restorasi ekosistem mangrove. Sebagian lahan di pesisir, sudah diprivatisasi dan penggunaannya lebih banyak untuk tambak dan pariwisata.
“Program pemulihan ekosistem ini, terkendala lahan. Namun kami berharap, ada lahan-lahan milik pemerintah dan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, secara undang-undang bisa kita tanami,” tandasnya.(PBN/BNN)
Tinggalkan Balasan