CILEGON, BANPOS – Setelah melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah kota Manado, Wali kota Cilegon, Helldy Agustian beserta jajarannya menyempatkan diri untuk mengunjungi Makam pejuang Geger Cilegon yang dibuang ke Manado pada tahun 1888, yaitu KH. Arsyad Thawil, KH. Asnawi dan KH. Djaafar, Kamis (18/11).
Pada kesempatan itu, Helldy ingin mengingatkan bahwa peristiwa Geger Cilegon itu ada. “Jadi dengan kita kesini, menjadi pengingat kita bahwa geger Cilegon itu ada, dan saat itu benar-benar membuat geger, sampai-sampai kan sebanyak 99 Ulama dibuang, dan 11 Ulama ke Sulawesi Utara, diantaranya ini KH. Arsyad Thawil, KH. Djaafar dan KH. Asnawi ini, itu kenapa peristiwa ini disebut geger Cilegon,” ungkapnya.
“Kita bisa lihat sendiri di Makam tertulis, Pahlawan Geger Cilegon/Banten tahun 1888, ini sebagai bukti sejarah bahwa pada tahun tersebut Ulama kita dibuang disini oleh Penjajah Belanda,” lanjut Helldy.
Lebih lanjut, Helldy menceritakan bahwa dirinya tidak ingin melupakan sejarah yang ada di kota Cilegon. “Di Cilegon itu ada sejarah yang tidak ingin saya lupakan, tanpa pejuang dulu Indonesia tidak bisa merdeka, maka itu saya ingin mengajak kita semua untuk menghormati jasa pahlawan kita, salah satunya dengan berziarah ke makamnya,” tuturnya.
“Dengan ziarah ini juga semoga mengingatkan kita akan kematian, sehingga kita bisa bekerja lebih hati-hati lagi dengan jujur dengan tujuan mensejahterakan masyarakat kota Cilegon,” sambungnya. (RUL)
Tinggalkan Balasan