MASIH dalam masa pandemi Covid-19, namun tidak menyurutkan antusias warga Kelurahan Kiara dalam melakukan aktivitas gotong royong. Mereka membenahi akses jalan poros di lingkungan Citerep RT 03 dan RT 04, dengan menghamparkan batu split atau makadam di jalan sepanjang dua kilometer tersebut
“Dengan antusias masyarakat gotong royong masih tinggi, terutama membenahi akses jalan poros, saya membeli makadam sebanyak tiga mobil, sehingga masyarakat antusias untuk menghampar makadam itu di jalan poros,” ujar Lurah Kiara, Jado, Selasa (6/4).
Meski masih menggunakan dana pribadi, namun Jado mengaku hal itu membuahkan kepuasan tersendiri ketika masyarakat saling bergotong royong mengerjakan perbaikan akses jalan poros tersebut. Ia mengaku telah mengajukan permohonan perbantuan melalui proposal yang dikirimkan ke Pemerintah baik Kota Serang maupun Pemerintah Provinsi Banten, dan belum membuahkan hasil.
“Membeli makadam dengan dana pribadi sebanyak 3 mobil dan alhamdulillah dikerjakan oleh masyarakat Citerep. Kemudian untuk pengajuan jalan poros, saat ini belum direalisasi,” ungkapnya.
Ia berharap kiranya pemerintah terkait untuk bisa merealisasikan perbantuan akses jalan poros, karena jalan tersebut merupakan jalan alternatif mengurai kemacetan pasar Ciruas. Yaitu dari mulai arah lingkungan Citerep sampai tembus ke belakang SMAN 1 Ciruas sejauh dua kilometer.
“Sampai ke perbatasan kota dan Kabupaten, jadi jalan poros ini penting,” tuturnya.
Menurutnya, gotong royong di masyarakat Kiara biasa dilakukan. Untuk informasi kepada warga, disebarkan melalui pengumuman RT, lalu masyarakat antusias untuk bersama-sama membenahi lingkungannya.
“Mengerjakan pembersihan, terutama solokan di pinggir-pinggir jalan. Kemudian juga membersihkan rumput-rumput yang ada di areal pinggir jalan,” ungkapnya.
Jado mengatakan, sehubungan saat ini musim hujan, masyarakat lebih banyak membersihkan solokan atau pembuangan. Karena di musim penghujan ini, solokan seringnya terhambat dengan sampah-sampah yang ada.
“Sekarang ini seringnya membersihkan solokan, karena memang musim penghujan dan harus segera dibersihkan sampahnya,” kata Jado. (bagian awal) (ADV)
Tinggalkan Balasan