LEBAK, BANPOS – Selain memiliki wisata pantai di wilayah Lebak Selatan, Kabupaten Lebak ternyata memiliki banyak potensi yang bisa digali dan menghasilkan pundi-pundi pendapatan.
Namun, untuk menggali potensi tersebut membutuhkan perencanaan matang dan skil para pemilik sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif. Sekitar 36 kilometer dari pusat Pemerintah Kabupaten Lebak, terdapat destinasi “Wisata Alam Ranggawulung” di Kampung Cokel, Desa Curugbitung, Kecamatan Curugbitung.
Informasi yang dihimpun BANPOS, Kampung Cokel tempat wisata alam Ranggawulung itu ternyata memiliki sejarah. Kampung Cokel dibentuk dan diberinama oleh seorang ulama besar Raden Kuncung Amrullah sebelum meninggal. Ia adalah pendakwah pertama pada abad ke-20 di Curugbitung.
Setiap memasuki bulan Muharam, warga Kampung Cokel melakukan ziarah akbar “Ngembang” yang digelar selama tiga hari. Setiap bulan Muharam tiba, warga Kampung Cokel yang berada diluar kota akan pulang ke kampung untuk melaksanakan tradisi ziarah akbar yang telah dilaksanakan secara turun-temurun. Tradisi tersebut masih terjaga kelestariannya hingga sekarang.
Wisata alam Ranggawulung hasi dari inovasi Pemerintah Desa Curugbitung, diresmikan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya, Sabtu (11/12) bersama Kepala Kejari Lebak Sulvia Triana Hapsari, dan Dandim Lebak.
Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya mengatakan, terbentuknya wisata alam Ranggawulung membuktikan bahwa sektor pariwisata masih terus menggeliat walau dalam kondisi pandemi Covid-19. Menurut Iti, tidak mudah membentuk sebuah usaha tanpa pemikiran yang kreatif dan inovatif.
“Keberadaan wisata alam Ranggawulung ini membuktikan bahwa sektor pariwisata di Kabupaten Lebak ini masih menggeliat. Saya sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Pemdes Curugbitung yang mampu menggali potensi yang ada,” kata Iti pada peresmian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) dan pengelolaan wisata alam Ranggawulung.
Iti berharap, para pelaku usaha pariwisata di Kabupaten Lebak bisa mengikuti jejak Pemdes Curugbitung yang telah mampu menggali potensi sumber daya alam dengan dijadikannya destinasi wisata. Ia juga berharap, keberadaan destinasi wisata Ranggawulung tersebut dapat menjadi sentra pertumbuhan ekonomi di Curugbitung serta dapat memberikan kontribusi untuk pendapatan asli desa (PADes) dan PAD Kabupaten Lebak.
“Untuk kemajuan wisata ini saya minta pengelola untuk transparan tidak boleh ada yang ditutupi, kebersihan dilingkungan wisata harus dijaga, dan pengelolaan sampah itu bisa bekerjasama dengan Bank Sampah,” tandasnya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak, Imam Rismahayadin mengungkapkan, keberadaan destinasi wisata alam Ranggawulung di Kampung Cokel, Desa Curugbitung yang memiliki karakter tersendiri adalah bukti bahwa masyarakat Kabupaten Lebak semakin kreatif dan inovatif melihat potensi yang bisa dijadikan sumber pendapatan yang berdampak kepada pertumbuhan ekonomi di wilayah sekitar.
Dikatakan Imam, ada banyak cara mengembang dan memajukan sektor pariwisata, diantaranya melalui peningkatan promosi melalui penyelenggaraan berbagai event, penguatan kelembagaan pariwisata, penataan sarana prasarana wisata dan pengembanagan TIC.
“Untuk memajukan sektor pariwisata baik itu wisata pantai, maupun wisata buatan yang paling utama adalah kemauan dari masyarakat itu sendiri. Tidak hanya skil dan kemauan saja, pengelola pariwisata juga harus mampu memberikan yang terbaik kepada pengunjung wisata dan itu bisa dimulai dari pelayanan yang ramah,” ungkapnya. (CR-01/PBN)
Tinggalkan Balasan