Calo Karantina Gentayangan Cari Mangsa di Bandara Soetta

TANGERANG, BANPOS — Ratusan penumpang pesawat yang baru tiba dari luar negeri di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Kota Tangerang terlantar. Mereka terlantar diduga karena hendak ingin mengikuti karantina kesehatan di Wisma Atlet Jakarta. Namun banyaknya jumlah penumpang membuat pengelola bandara tidak dapat menangani dengan cepat. Bahkan, dalam kekacauan tersebut, ternyata ada profesi baru, yaitu calo karantina.

Kabar ini pun sempat viral di media sosial. Pasalnya, penumpang pesawat merekam kejadian ini dalam video berdurasi 2 menit 39 detik viral di media sosial. Perekam yang merupakan wanita ini mengabadikan video itu sekitar pukul 04.00 WIB dini hari. “Assalamualaikum guys, ini pagi subuh jam berapa nih. Kita belum subuh ya, jam 04.00 WIB ya. Ini kita di Bandara Soekarno-Hatta mau antre karantina di Wisma Atlet,” ujar perekam Senin (20/12).

Dalam video, perekam mengatakan penumpukan penumpang itu terjadi sejak pukul 18.00 WIB. Mereka hendak menunggu antrian untuk mendapat karantina di Wisma Atlet.

“Masya Allah sudah dari habis magrib sampai subuh belum juga selesai. Masih ngantri panjang. Tuh guys, ini bener-bener pemerintah penyiksaan nih terhadap rakyat,” urai perempuan itu.

Dirinya mengaku seorang turis yang telah melakukan perjalanan luar negeri. Sementara banyak diantara lainnya merupakan pekerja migran Indonesia (PMI). “Ini TKI (tenaga kerja Indonesia/PMI) sebagian ya. Yang turis kayak kita-kita sebagian kecil,” ujarnya. Perempuan itu juga mengungkapkan bahwa terdapat banyak calo yang menawarkan karantina kesehatan di hotel. Tak tanggung-tanggung, dia mengklaim bahwa harga yang ditawarkan oleh calo untuk satu orang penumpang pesawat mencapai Rp 19 juta.

“Banyak calo-calo tadi membujuk-bujuk kita supaya di hotel, ya bu,” katanya kepada seorang perempuan yang ada di sebelahnya. “Betul,” jawab perempuan lain. “Itu hotel Rp 19 juta (untuk) satu orang, gila. Bener-bener nih mafianya luar biasa. Tolong diviralkan ya abang-abang, mpok-mpok, kakak-kakak, adik-adik, biar pemerintah melek deh,” urai perekam video.

Penumpukkan penumpang dibenarkan oleh Dansatgas Covid Udara Bandara Soetta Kolonel Agus Listiyono. Dia mengatakan hal itu terjadi pada Sabtu, (19/12) lalu. Agus tak menampik kalau para penumpang yang baru tiba dari luar negeri itu tengah menunggu antrian untuk karantina di Wisma Atlet. Diketahui, semenjak pandemi Covid-19, penumpang pesawat yang baru tiba di luar negeri wajib melakukan karantina. “Ya itu video itu ada pada hari Sabtu memang terjadi penumpukan karena ada ketersendatan yang ada di wisma (atlet),” Senin, (20/12).

Dia mengungkapkan Wisma Atlet Pademangan di Kemayoran, Jakarta Pusat itu memberlakukan lockdown usai ditemukan pasien yang terpapar Covid-19 varian Omicron. Kini para penumpang yang ada dalam video tersebut sudah dalam karantina di Rumah Susun Nagrak, Marunda, Cilincing, Jakarta Utara. “Pada saat itu kan nagrak tidak sekonyong-konyong bisa terwujud harus dipersiapkan semua fasilitas semua logistik dan pada hari itu kesiapannya jam 19.00 hari sabtu,” katanya.

“Namun saya minta tolong dipercepat. Waktu itu alasannya logistiknya belum. Nggak apa-apa logistiknya belum. Terus dia menyanggupi kawan saya dari Kodam Asintel jam 13.00. Jam 13.00 itu kami kirim semuanya bisa terurai sedikit demi sedikit sampai pada hari Minggu itu udah clear. Sekarang nggak ada penumpukan,” jelasnya.

Agus pun menyampaikan kepada wanita yang memviralkan video penumpukan penumpang di bandara Soekarno-Hatta, hal ini bukan berarti pemerintah tak peduli. Menurut dia, orang yang berhak untuk karantina di Wisma Atlet secara gratis hanya ada tiga kriterianya.

“Pertama PMI (Pekerja Migran Indonesia) baik TKW ataupun TKI. Kedua pelajar Indonesia yang dapat beasiswa di luar negeri dan lain sebagainya. Yang ketiga itu ASN atau PNS yang diberi surat dinas dari pemerintah,” ujarnya.

Sedangkan, untuk wisatawan tidak termasuk. Sehingga, ditawarkan untuk menginap di hotel. Wanita tersebut kata Agus, tidak ditawari hotel. Kata dia, tahap pertama itu diverifikasi di KKP Bandara Soekarno-Hatta. “Mana yang wisma mana yang hotel itu sudah jelas diverifikasi paspornya. Oh dia itu sebetulnya hotel. Hotel tuh mahal 19 juta gini-gini kamu lihatnya jangan yang bintang lima. Nyatanya sekarang ada bintang dua itu pun tidak perhari. Itu pun sepuluh hari paket,” katanya.

Paket tersebut kata Agus tak sama dengan yang regular. Hotel tersebut terdapat tenaga kesehatan yang bertugas, lalu tes PCR pertama dan kedua. Agus mengungkapkan kalau wanita yang memvideokan itu merupakan masyarakat kelas atas. Hal itu terlihat dari perhiasan yang dia kenakan. Kemudian, pada paspornya terdata dirinya kerap pulang pergi ke luar negeri.

“Itu datanya ada setiap hari ada yang seperti itu. Jadi kan dia malah beban negara kok malah dibalik-balik dia yang ga diurus negara. Tolong itu digarisbawahi angel itu setiap hari ada,” katanya.

“Terus saya punishmentnya terhadap dia yang memviralkan karena dia tidak mau hotel. Maka saya taruh paling belakang nanti ambil sendiri setelah ada penerbangan terakhir baru dia tak bawa ke wisma. Itu punishment saya biar dia berubah,” tambahnya.(IRFAN/MADE/PBN/ENK/BNN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *