PANDEGLANG, BANPOS-Dalam rangka pemetaan kebutuhan dan potensi kewirausahaan yang akan dikembangkan oleh perempuan, Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Pandeglang melakukan kunjungan ke sentra pembuatan batik Cikadu yang ada di Desa Cikadu, Kecamatan Panimbang, Kabupaten Pandeglang.
Kegiatan pembinaan dan pendampingan yang diinisiasi oleh Kabid Pemberdayaan Perempuan (PP), Enong, Kasi Perlindungan Hak Perempuan Bidang PP, Fatmawati dan Kasubag Umum Pegawai DP2KBP3A Kabupaten tersebut dalam rangka melakukan penguatan inovasi produk yang akan dikembangkan oleh kelompok.
Kabid PP DP2KBP3A, Enong mengatakan, dengan mengusung ciri khas Pandeglang sebagai salah satu materi untuk penguatan inovasi produk yang akan dikembangkan oleh kelompok.
“Dari hasil yang diperoleh, maka disepakati dilakukan diversifikasi produk, pembuatan batik bukan hanya sebatas pada kain untuk baju saja. Tetapi nantinya akan dikembangkan pada media lain seperti mukena, sprei, taplak meja, asbak, hiasan dan yang lainnya,” kata Enong kepada BANPOS di Pandeglang, Kamis (30/12).
Untuk menuju masyarakat yang sejahtera, lanjut Enong, kelompok ekonomi kreatif perempuan yang diharapkan menjadi pintu masuk bagi tumbuh dan munculnya sosok-sosok perempuan berdaya yang mewarnai perubahan.
“Warna tersebut dapat berupa keterlibatan dalam pembuatan keputusan pada level desa atau diatasnya, atau juga menjadi pemimpin dengan perspektif gender yang peka terhadap persoalan anak dan perempuan,” terangnya.
Ia menambahkan, sesuai dengan tujuan Kabupaten Pandegang dalam mewujudkan kabupaten yang responsif gender dan untuk mengakhiri Three Ends yaitu akhiri kekerasan pada perempuan, akhiri kesenjangan ekonomi perempuan dan akhiri Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
“Jadi penguatan ekonomi dulu, peningkatan posisi tawar kemudian. Demikian kehendak yang dimaksudkan untuk keberadaan Desa yang responsif Gender,” ujarnya.
Dalam kegiatan tersebut, kata Enong, pihaknya menawarkan alternatif bagi para perempuan untuk bisa mengambil momentum dengan membuka boots atau outlet di Rest Area Panimbang, sehingga jangkauan promosi lebih luas lagi.
“Sehingga nantinya lebih banyak lagi masyarakat yang diberdayakan, terutama perempuan agar bisa menyumbang untuk meningkatkan taraf ekonomi bagi keluarga. Saat rest area sudah dioperasikan kembali maka Sumber Daya Manusia (SDM) dan produk sudah siap. Ini menjadi salah satu bentuk komitmen desa yang memiliki perhatian pada soal penguatan ekonomi,” ungkapnya.(dhe/pbn)
Tinggalkan Balasan