Bocah Tewas Tenggelam di Galian Proyek Pembangunan Jalan

TANGERANG, BANPOS – Nahas menimpa bocah 9 tahun berinial AM. Ia meninggal dunia dengan cara mengenaskan. Korban tak terselamatkan jiwanya setelah tenggelam di galian proyek pembangunan jalan di Kampung Sangereng RT 2, RW 2, Kelurahan Panunggangan Barat, Kecamatan Cibodas, Selasa, (25/1/2022) siang.

Peristiwa memilukan ini terjadi sekira pukul 13.00 WIB. Saat itu, korban tengah bermain dengan sejumlah temannya di galian tersebut. Mereka berenang. Namun, korban berenang pada bagian yang dalam.
“Jadi mereka ini main, berenang. Anak ini lalu tenggelam,” ujar Ketua RT setempat, Fajar kepada Satelit News (BANPOS Grup).

Fajar mengatakan, teman-teman korban pun panik dan mencari pertolongan. Pekerja proyek yang berada tak jauh dari lokasi pun langsung berusaha menyelamatkan bocah itu. Saat dievakuasi, korban telah dalam keadaan tak bernyawa.

“Pekerja yang di sana yang evakuasi. Warga datang dia (korban) sudah dievakuasi tapi meninggal,” kata Fajar.

Fajar mengatakan, korban pun langsung disemayamkan di rumahnya. Katanya, sempat ada kesepakatan antara pemilik proyek dengan keluarga untuk bertanggungjawab atas kejadian ini.

“Tadi ada lurah, Binamas dan pihak proyek bertemu dengan keluarga. Sudah ada kesepakatan pihak proyek untuk tanggung jawab. Pihak proyek bakal memberikan santunan sampai tahlilan,” katanya.

Fajar pun menyayangkan dengan proyek yang tak memenuhi standar. Sebab, proyek itu terbuka sehingga dapat dijangkau oleh siapapun. “Harusnya kan ditutup. Jadi anak-anak enggak bisa masuk. Itu lihat saja enggak ditutup oleh seng,” katanya.

Lurah Panunggangan Barat, Agus Nur Cahyo mengatakan, proyek itu dikerjakan oleh PT Mandosa yang merupakan vendor salah satu pengembang besar. Proyek itu dikerjakan untuk pembuatan jalan yang menghubungkan Perumahan Pinangsia dengan perkampungan tersebut.

“Itu PT Mandosa lagi bikin jalan. Lagi bikin jalan , jadi memang di lahan milik mereka bikin jalan dari perkampungan ke perumahan,” ungkapnya.

Agus menuturkan, dirinya meminta pihak proyek untuk menutup pekerjaan itu. Sehingga hal tersebut tak terulang kembali. “Saya sudah tekankan, mereka harus tanggungjawab, saya pesen jangan sampai ini keilang kembali. Ini sudah dikoordinasikan dengan RT RW setempat,” katanya.

Yang terpenting saat ini kata Agus pihak keluarga telah menerima musibah ini. Pihak proyek dengan keluarga juga telah sepakat terkait pertanggungjawaban. “Pihak keluarga juga sudah ikhlas. Saya sudah bertemu dengan pihak proyek dan bersedia tanggungjawab. Proses tahlilan juga akan ditanggung pihak proyek,” pungkasnya. (irfan)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *