SERANG, BANPOS – Belajar dari pengalaman kasus Covid-19 tahun 2021, pihak rumah sakit diminta untuk mengoptimalkan pelayanannya. Hal ini disebabkan, kasus Omicron yang diprediksi perlahan mulai merangkak naik.
Sekretaris Fraksi Golkar DPRD Banten, Fitron Nur Ikhsan, Kamis (3/2) meminta rumah sakit memperbaiki pembenahan layanan.
“Prediksi puncak varian Omicron di bulan Februari harus di persiapkan segala sesuatunya, terpenting adalah layanan RS,”kata Fitron.
Ia menjelaskan, saat ini adalah momen seluruh rumah sakit melakukan pembenahan dan mempersiapkan diri dalam mengantisipasi lonjakan pasien.
“Sekarang waktu yang tepat untuk mengambil langkah simulasi, baik itu persiapan kamar ICU, obat obatan dan segala hal menyangkut layanan. Dan juga cek manajemen pemulasaran jenazah meski tak kita harapkan sampai ke situ,” terangnya.
Langkah tersebut katanya, sebagai antisipasi dari kejadian yang pernah dialami tahun 2021 lalu. “Anggap aja situasinya seperti Juli dan Agustus tahun lalu. Bagaimana beban RS menghadapi membludaknya pasien Covid-19. Meski akhirnya tak setinggi itu, kalau persiapannya sudah baik kita nggak akan kedodoran apalagi collapse. Pastikan oksigen memadai, ambulan siap,” katanya.
Fitron juga meminta semua pihak, termasuk kabupaten/kota meningkatkan kembali koordinasinya dengan provinsi, termasuk badan penanggulan bencana daerah (BPBD).
“Dinas kami harapkan berkoordinasi dengan RS kabupaten/kota. Pastikan semua lini siap. BPBD dan instansi lain memastikan penerapan prokes (protokol kesehatan) juga tetap terjaga. Ancaman Omicron kalau bisa kita hadapi dengan persiapan yang bagus kita dapat melewatinya dengan aman akan menambah optimisme kita bahwa meski pandemi belum berakhir namun kita beradaptasi dengan baik menghadapinya,” jelasnya.
Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy usai menghadiri rapat paripurna di DPRD meminta kepada semua jajarannya untuk tetap melakukan prokes, termasuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat.
“Yang jelas prokes tetap harus kita patuhi. Semua upaya dalam pencegahan yang sudah dilakukan saat ini harus lebih ditingkatkan lagi,” kata Andika.
Terpisah, Asda II Pemerintah Kabupaten Lebak Ajis Suhendi mengatakan, sampai hari ini, Lebak masih memberlakukan PPKM level 2. Pemkab Lebak masih menunggu evaluasi Satgas Covid-19 pusat selama 2 pekan ke depan.
“Kami masih menunggu hasil evaluasi pusat seperti apa. Dari 1 Februari sampai 2 minggu ke depan,” kata Ajis.
Menurutnya, ada beberapa indikator yang menjadi penilaian pemerintah pusat apakah Kabupaten Lebak kembali naik ke level 3 atau tetap di level 2 atau turun ke level 1. Di antara indikator tersebut yaitu capaian vaksinasi dosis pertama dan kelompok lansia.
Namun begitu, capaian vaksinasi bukan satu-satunya yang dilihat. Asesmen situasi penanggulangan Covid-19 juga menjadi poin yang tetap diperhatikan.
“Kasus meningkat, kalau indikator asesmen situasi transmisi komunitas dan kapasitas respon kita secara akumulasi baik, kita tetap di level 2. Bisa ke level 1 kalau vaksinasi mencapai target,” ujarnya.
(CR-01/RUS/PBN)
Tinggalkan Balasan