Penyebab Meledaknya Pabrik Kimia di Cilegon Masih Ditelusur

CILEGON, BANPOS – Pipa di area reaktor pabrik kimia PT Mitsubishi Chemical Indonesia (MCCI) yang berlokasi di Kelurahan Gerem, Kecamatan Grogol, Kota Cilegon meledak dan menyemburkan zat kimia pada Rabu (23/2) sekitar pukul 03.30 WIB. Akibat dari kejadian tersebut 6 supir PT Pertamina yang bersebelahan dengan pabrik MCCI, mengalami luka-luka.

Kapolres Cilegon AKBP Sigit Haryono mengatakan, ledakan itu bersumber di bagian produksi Purified Terephthalic Acid, tempat pengolahan bahan baku polyester/ benang. Lebih lanjut Sigit menerangkan, di area tersebut diproses pengolahan zat bahan baku benang atau Crude Terephthalic Acid (CTA) melalui pipa yang menghubungkan antara Mesin Reaktor ke Mesin Filter. Namun saat dialirkan dan bercampurnya zat itu dengan air bersuhu panas, terdapat perbedaan tekanan. Diduga akibat perbedaan tekanan, pipa mengalami kebocoran hingga terjadi ledakan.

“Jadi pipa ini lah terjadi kebocoran, karena perbedaan tekanan. Cairan ini kan isinya air panas, kemudian dicampur dengan bahan kimia tadi. Jadi ketika terlepas ke udara menimbulkan perbedaan tekanan dan terjadi ledakan atau suara dentuman,” ungkap Sigit kepada awak media saat meninjau lokasi pabrik.

Dikatakan Sigit, ledakan itu mengakibatkan semburan zat kimia ke udara dan terdampak hingga area Depo Pertamina Tanjung Gerem yang lokasinya berada di samping lokasi.

“Ledakan itu mendorong pipa dan kemudian pipa tersebut terangkat 40 derajat, isinya menyembur keluar. Sempat mengenai Pertamina, Karena (lokasi ledakan) berdampingan dengan Pertamina Gerem,” tuturnya.

Mantan Penyidik KPK ini memastikan, ledakan itu bukanlah bom atau bahan peledak. Tetapi terjadi akibat perbedaan tekanan saat produksi bahan baku polyester. “Yang bisa kami sampaikan dengan kejadian tadi pagi, kami pastikan bukan bom. Bukan bahan peledak tetapi perbedaan tekanan. Ketika cairan yang isinya air dan zat kimia, terlepas ke udara sehingga perbedaan tekanan tersebut menimbulkan suara yang cukup keras,” terangnya.

Sementara itu, diketahui korban berinisial TS, ST, AD, TL, AG dan EN. Korban merupakan sopir tangki Pertamina yang Sedang mengantri untuk mengisi BBM di depot. Beruntung kejadian tersebut tidak menimbulkan kebakaran di depot Pertamina Tanjung Gerem yang lokasinya berdampingan dengan PT MCCI.

“Tadi korbannya berasal dari awak mobil tangki (Pertamina), sopir mobil tangki yang sedang mengambil BBM yang akan diteruskan ke masyarakat atau konsumen. Jadi pada saat mengantri, masuk ke Pertamina tersebut, terkena semburan cairan tadi. Korban tidak luka bakar, hanya sesak nafas, matanya perih, dan mengalami trauma karena suara ledakan, kemudian ada sakit di mata tapi karena sudah dilakukan perawatan korban saat ini berjumlah 6 orang sudah diperkenankan kembali ke rumah, namun masih dalam proses observasi,” kata Sigit.

Kepolisian belum bisa memastikan bahan kimia yang keluar dari pipa apakah berbahaya atau tidak. Namun bisa dipastikan, jika mengenai tumbuhan, daunnya menjadi layu. Ledakan pipa pabrik kimia itu juga menimbulkan suara yang memekakkan telinga.

Sigit memastikan operasional Pertamina Tanjung Gerem beraktivitas dengan normal dan pengiriman BBM tidak terganggu, meski sempat mencelakai enam sopirnya.

“Karena berkaitan dengan Pertamina, saya pastikan suplai bahan bakar tidak terganggu. Jadi kegiatan di Pertamina tidak terganggu. Proses distribusi BBM tidak terganggu,” terangnya.

Terkait penyebab ledakan, petugas masih melakukan penyelidikan. Ia belum memastikan dugaan penyebab apakah kelalaian menjalankan standar operasi prosedur (SOP) atau hal lainnya.

“Saat ini kami masih penyelidikan. Tadi informasi awal, berdasarkan pengamatan oleh penyelidik ada pipa putus dan rusak. Disitu analisa sementara dari keterangan beberapa karyawan,” pungkasnya.

General Affair dan CSR PT MCCI, M Reza Maulana mengungkapkan, perusahaan telah melakukan investigasi internal atas ledakan tersebut. Termasuk melakukan penyelidikan bersama dengan pihak Kepolisian.

“Untuk penyebab, saat ini kami dengan pihak kepolisian sedang menyelidiki penyebabnya. Intinya dari kami akan kooperatif dan mendukung penyelidikan yang dilakukan bersama-sama,” terangnya.

Terkait adanya insiden zat kimia yang menyembur dan terdampak pada pekerja PT Pertamina, MCCI akan bertanggung jawab penuh. Begitupun bilamana terdampak kepada masyarakat, perusahaan akan melakukan penanganan. Meski ada semburan, zat yang ditimbulkan tidak tergolong bahan beracun atau berbahaya.

“Itu disebutnya asam tereftalat, dan itu bukan bahan beracun. Itu untuk bahan baku baju, polyester,” terang Reza seraya menjelaskan ledakan baru pertama kali terjadi sejak pabrik berdiri 30 tahun silam.

Pihaknya siap bertanggung jawab untuk biaya pengobatan dan perawatan para korban hingga sembuh kembali. Pihak manajemen mengklaim sudah berkomunikasi dengan ketua RT, RW, lurah hingga camat untuk melapor ke perusahaan jika ada warganya yang terdampak.

“Untuk korban di Pertamina sudah berkomunikasi dengan pihak manajemennya, nanti apa yang menjadi dampak di sana akan menjadi tanggung jawab kami. Dan kalau dari masyarakat, kami sudah komunikasi juga dengan lurah, apabila nanti ada keluhan, maka pak lurah akan menyampaikan kepada kami,” tandasnya.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *