CILEGON, BANPOS – Kota Cilegon sering disebut-sebut sebagai kota industri. Ini lantaran disana banyak berjejer industri mulai dari yang berskala lokal, nasional, sampai international. Bahkan Cilegon juga kerap disebut kota petro dolar. Ini dikarenakan usaha apapun di kota baja ini bisa menjadi uang.
Namun sungguh miris jika di kota itu masih ada warga yang belum mempunyai jamban. Sehingga mereka akhirnya buang hajat di area terbuka di sekitar kebun atau sering disebut dolbon.
Selain itu, juga sudah mendapatkan predikat Smart City, namun ribuan warga Kota Cilegon masih melakukan Buang Air Sembarangan (BAB) di kebun alias dolbon.
Dari delapan kecamatan, justru Kecamatan Ciwandan yang notabene nya disebut sebagai daerah industri, menjadi kecamatan yang warganya terbanyak melakukan dolbon.
Ketua Umum penggiat lingkungan hidup dari Yayasan Banten Antisipator Lingkungan Hidup Indonesia (Balhi), Heri JB mengatakan, dari data yang dipegang Balhi sekitar 3 ribu jiwa warga Cilegon masih BAB sembarangan dan itu perlu kerja maksimal untuk merubah mindset warga agar tidak dolbon sembarangan.
“Dari data yang kita punya ada 3 ribu jiwa yang masih memanfaatkan kebun sebagai media buang hajat dan untuk itu peran serta semua pemangku kebijakan untuk merubah mindset masyarakat agar mengedapankan pola hidup sehat,” katanya, Kamis (14/11).
Yang paling aneh lanjut Heri JB, warga yang masih melakukan buang hajat itu yang paling banyak ada di Kecamatan Ciwandan yang mana notabene di Kecamatan itu banyak industri berskala Internasional disusul di Kecamatan Jombang yang notobene sebagai pusat pemerintahan.
“Untuk di Kecamatan Ciwandan dari data kita ada sekitaran 500 jiwa yang masih dolbon, disusul Kecamatan Jombang sekitar 430 jiwa dan sisanya tersebar di Kecamatan lain yang ada di Kota Cilegon,” tuturnya.
Kalau tidak dibenahi lanjut Heri, ini menjadi preseden buruk bagi Kota Cilegon. Oleh karena itu, ia berharap OPD terkait di Kota Cilegon bekerja sama melakukan pembenahan.
“Kalau hal ini tidak di mbenahi bersama-sama baik Dinas Kesehatan, Dinas Sosial dan pemangku kebijakan ini bakal menjadi preseden buruk Kota Cilegon untuk menuju Kota sehat,” tandasnya.
Sementara itu, Sekretaris Pokmas Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan Marhani mengaku diwilayahnya masih banyak warga masih buang air besar di kebun.
“Disini masih banyak warga yang melakukan dolbon (modol di kebon atau buang air besar di kebun),” kata Marhani.
Marhani menjelaskan, pada tahun ini pihaknya membangun limabelas jamban utuk limabelas keluarga.
“Ini salah satu kegiatan DPW Kel pada termin kedua. Jambanisasi ini dilakukan di Lingkungan Ragreg dan Cipaot. Lingkungan tersebut berada di perbatasan dengan Mancak, Kabupaten Serang, ” jelas Marhani.
Menurut Marhani, jumlah warga yang belum mempunyai jamban sebenarnya cukup banyak. Kalau dihitung bisa jadi lebih dari seratus KK.
“Tahun depan kita ajukan jambanisasi untuk 50 KK. Supaya bisa cepat selesai, ” ujar laki-laki yang juga menjabat Ketua Karang Taruna Kelurahan Kepuh ini.
Marhani berharap, melalui program DPW Kel tersebut jambanisasi bisa membantu masyarakat yang benar-benar tidak mempunyai jamban.
“Lah ngambil air aja ngunjal kang. Mau gimana. Namanya doang deket industri. Tapi kenyataannya kan memang seperti itu,” imbuhnya. (LUK/RUL)
Tinggalkan Balasan