Pemerintah Bakal Libatkan Media Dan Masyarakat

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memastikan, Indonesia bakal mengubah status pandemi menjadi endemi.

Hal itu disampaikan Juru Bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito dalam diskusi bersama para jurnalis di Jakarta yang bekerja untuk pemberitaan internasional, Jakarta Foreign Correspondents Club (JFCC).

Dalam gelaran ini, Wiku membeberkan perkembangan kasus Covid-19 di Tanah Air. Termasuk, rencana Indonesia memasuki masa endemi, yang saat ini masih dalam tahap uji coba.

Untuk mengubah pandemi yang berdampak pada banyak negara, diperlukan perbaikan kondisi kasus secara global,” jelas Wiku, kemarin.

Indonesia, masih terus berupaya menekan kasus serendah mungkin. Juga, angka kematian. Sebab, ini adalah salah satu syarat untuk menuju endemi.

Karena itu, diingatkan Wiku, diperlukan komitmen dan kesadaran yang besar bagi masing-masing individu. Yakni, dengan menjalankan disiplin protokol kesehatan (prokes) sebaik mungkin. Serta, mensukseskan program vaksin.

“Kita perlu menekan jumlah penduduk rentan dengan vaksinasi. Juga mengendalikan potensi penularan di masyarakat secara bersama-sama,” terangnya.

Saat ini, gelombang ketiga akibat Omicron kasus Covid-19 berangsur menurun. Jumlah kasus aktif di Indonesia pekan terakhir turun sebesar 97 ribu kasus.

Penurunan kasus positif ini juga dibarengi dengan penurunan angka keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan Covid-19 nasional selama 10 hari terakhir. Yakni dari 38,79 persen menjadi 28,2 persen.

Pemerintah memang sudah mengeluarkan kebijakan pelonggaran. Nah, kebijakan itu harusnya mendorong kesiapan masyarakat untuk lebih waspada dan bertanggung jawab secara individu.

“Saya ingin mengingatkan, perubahan kebijakan tidak boleh membuat kita berpuas diri,” tegas Wiku.

Selain itu, Indonesia melanjutkan upaya pemulihan sektor lainnya, seperti pendidikan, ekonomi, pariwisata dan lain-lain.

Merujuk temuan dari World Bank tahun lalu, guncangan pada sektor ekonomi di berbagai negara merupakan dampak dari kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat maupun perilaku masyarakat.

Keduanya mampu berdampak pada penurunan intensitas perilaku ekonomi, baik karena adanya pembatasan ruang gerak maupun karena penurunan produktivitas akibat munculnya kasus maupun kematian baru,” ungkapnya.

Dalam diskusi yang sama, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengingatkan, pandemi Covid-19 belum berakhir. Saat ini, baru masa transisi menuju endemi.

“Pemerintah terus melibatkan masyarakat, media dan semua pemangku kepentingan untuk menuju endemi. Sekarang pandemi belum berakhir,” tegas Sandi.

Fokus utama Pemerintah adalah mengendalikan kasus Covid-19, sampai mencapai standar yang disyaratkan dunia.

Ditegaskan Sandi, pelonggaran seperti bebas karantina bagi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN), perjalanan domestik tanpa tes Covid-19, pencopotan tanda jaga jarak di transportasi umum, dan sebagainya memang sudah bisa dilakukan. Namun, penggunaan masker dan vaksinasi tetap diwajibkan.

“Perlu terus diingatkan, ketika kasus meningkat akibat varian baru, maka harus meninjau kembali kebijakan ini dan melakukan penyesuaian,” ingat mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini. [JAR]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *