SERANG, BANPOS – Walikota Serang, Syafrudin dibacok saat menghadiri Milad Ponpes Daar El Ihsan Kota Serang, Selasa (15/3). Pembacokan dilakukan saat walikota menaiki panggung.
Dalam milad tersebut, orang nomor satu di Kota Serang itu unjuk kebolehan dengan turut ikut menampilkan atraksi debus. Ia diminta untuk naik ke atas panggung, dan dihadapkan pada seorang pendekar yang membawa golok.
Syafrudin pun diminta untuk mengangkat baju bagian depannya. Ternyata, perut Syafrudin diincar untuk disayat menggunakan golok yang sudah dipegang oleh pendekar itu. Namun bukan kesakitan, Syafrudin justru malah tertawa saat perutnya disayat golok.
Tidak ada luka pada bekas sayatan itu. Tak berhenti sampai di situ, pendekar itu pun menempelkan buah semangka di perut Syafrudin, dan membacok semangka itu hingga terbelah. Sang golok turut mengenai perut Syafrudin, yang juga tidak menyisakan luka. Lagi-lagi, Syafrudin hanya tertawa saja.
Setelah itu, Syafrudin pun turun dari atas panggung. Ia sempat bersalam-salaman dengan pendekar yang menyayat dan membacok dirinya.
Sesudah atraksi, Syafrudin pun ditanya apakah ia tidak takut melakukan atraksi debus tanpa persiapan. Namun dengan santai, Syafrudin mengatakan bahwa seorang pemimpin harus siap dengan segala hal yang dihadapinya.
“Ya namanya pemimpin harus siap (menghadapi tantangan), lahir dan bathin. Kebetulan juga saya ketua DPP salah satu perguruan pencak silat di Banten, jadi biasa saja, tidak sakit,” ujar Syafrudin.
Sementara mengenai milad Pondok yang ia hadiri itu, Syafrudin menegaskan bahwa Ponpes bukan hanya tempat untuk belajar Al-Quran saha, namun juga belajar berbagai ilmu lainnya, termasuk mata pelajaran umum dan pencak silat.
“Jadi, bagi semua orang tua yang anaknya belajar di Ponpes harus bahagia, harus bangga. Karena disamping belajar Ilmu Agama, Ilmu Umum kemudian belajar juga ilmu beladiri pencak silat. Jadi anak yang lulus dari Ponpes itu luar biasa, bisa ngaji, nulis Quran, hafal Quran, sejarah fisiknya sehat, bagaimana cara menghormati orang tua, tutur SD kata yang baik, akhlak yang bagus itu dapet dari pondok,” ungkap Syafrudin.
Syafrudin mengatakan, atraksi debus dan pencak silat yang dilakukan pada saat menyambut dirinya merupakan tradisi yang sudah ada sejak dahulu. Ia mengatakan, hal itu harus dilestarikan dengan baik.
“Memang sudah identiknya dahulu itu para kiyai para ustadz dari dulu sampai sekarang memang idealnya itu yang pertama nyambut tamu pastinya pencak silat, karena para kiyainya selain mengajari ngaji, ilmu umum dan agama, kiyainya pun mengajari ilmu beladiri,” tutur Syafrudin.
Pemkot Serang pun menurut Syafrudin, juga mendukung segala kegiatan serta segala hal yang berkaitan dengan masjid, pondok pesantren atau lembaga lain dengan syarat semuanya jelas untuk kepentingan umat.
“Kaitannya dengan membantu ponpes, masjid setiap tahun itu dianggarkan. Hanya tinggal dari lembaga saja yang terus berkoordinasi dengan pemkot, asal semuanya dokumennya jelas,” tandasnya.
(DZH)
Tinggalkan Balasan