Mbak Rara: Kalau Kita Udah Teriak, Nanti Dia Panas

Meski MotoGP Mandalika 2022 telah berakhir, namun media sosial masih membahas berbagai hal yang menyangkut gelaran internasional ini. Salah satunya yang masih ramai diperbincangkan adalah sang pawang hujan, Raden Rara Isti Wulandari.

Foto dan videonya tengah beraksi di Sirkuit Internasional Mandalika masih muncul di timeline media sosial Twitter. Dari mulai menabur kembang hingga sesajen, memukul mangkok, hingga diposting oleh akun resmi MotoGP. Mbak Rara, sapaan akrabnya, muncul di media-media luar negeri. Ia go international.

Lantas, sebenarnya bagaimana cara dan metode Mbak Rara mengendalikan cuaca? Mbak Rara membeberkan rahasianya. Melalui video yang diunggah akun @Astee_mou, Mbak Rara memaparkan cara kerja pawang hujan.

Dalam video tersebut, Mbak Rara mengungkapkan, untuk mengendalikan cuaca, dia memakai teknik getaran suara yang dihasilkan oleh sebuah mangkuk logam atau ringing bowl. Mangkuk ini biasa dibawanya saat ritual.

Selain menggunakan ringing bowl, dia juga memakai kayu dan asap untuk memecah hujan. Mbak Rara menjelaskan lebih jauh gelombang suara yang bisa ditangkap otak. Yakni gelombang suara Alfa, Delta dan Teta.

Hanya saja, kata dia, tak semua orang dapat menangkap gelombang suara sampai ke Teta. Cuma pawang hujan yang bisa melakukan ini. Tak cukup punya kemampuan mendengar gelombang ini, harus ada kombinasi ketenangan batin. Supaya sang pawang dapat masuk ke alam lain.

“Sebenarnya memecah awan itu dengan energi gelombang dua kali dari singing bowl, dan teriakan. Kalau kita sudah teriak, maka nanti cuaca akan panas,” tutur Mbak Rara sembari menunjukkan cara mengetuk ringing bowl.

Ditegaskannya, metode ini tetap melibatkan kuasa Tuhan. Afirmasi memohon kepada Tuhan yang menciptakan alam semesta juga diperlukan. Artinya, baik meminta hujan maupun meminta panas, tetap atas izin-Nya. Supaya berhasil, pawang wajib maksimal melakukan usaha dan ritualnya.

“Saya harus melayani semuanya, harus sayang dengan pimpinan, dengan tim kerja mereka, supaya kuat lintas dimensi,” tuturnya.

Mbak Rara menganalogikan gelombang suara yang ia gunakan dalam memindahkan awan, sama dengan ritual di agama lain. Semisal azan dan nyanyian kidung dalam gereja. Ini merupakan glombang suara yang dihasilkan untuk didengar oleh khalayak banyak, termasuk orang lain dan Tuhan.

Aksi Mbak Rara menarik perhatian para pembalap dan kru mekanik tim MotoGP. Mereka penasaran dengan ritual yang dilakukan Rara dalam mengusir hujan. Bahkan, Fabio Quartararo mencoba meniru ritual Rara di garasinya. Ia memegang sebuah mangkuk bekas es krim dan memukul-mukulnya dengan sendok plastik.

Melihat aksi Fabio Quartararo, Mbak Rara  hanya tersenyum tipis. Perempuan asal Yogyakarta ini juga tak ambil pusing dengan polemik yang bikin dia jadi trending topic perbincangan di seluruh dunia.

Mbak Rara memang dipekerjakan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) dan Mandalika Grand Prix Association (MGPA) untuk mengawal balapan akbar bertajuk Grand Prix of Indonesia itu. Ini merupakan perusahaan BUMN pemilik Sirkuit Mandalika. Ia direkomendasikan oleh Menteri BUMN Erick Thohir. Tak hanya di MotoGP Mandalika, Mbak Fara juga pernah diminta menjadi pawang hujan di Opening Asian Games 2018.

Berapa gaji Mbak Rara menjadi pawang hujan MotoGP Mandalika? Dalam unggahan Facebook-nya ia memberikan bukti transfer gajinya yang banyak deretan angka nol. Gajinya mencapai dua digit.

“Alhamdulillah, Astungkare, terima kasih, maturnuwun BUMN, ITDC, MGPA, Pertamina. Hoki pawang hujan milenial. Angpao dua digit,” tulis unggahan Rara dalam akun Facebook Cahaya Tarot.

Sekadar informasi, pembalap Red Bull KTM Factory Racing Miguel Oliveira menjadi raja Sirkuit Mandalika. Pembalap asal Portugal ini keluar sebagai pemenang dalam race 2 MotoGP 2022 bertajuk Pertamina Grand Prix of Indonesia, Minggu (20/8). [FAQ/RM.ID]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *