Mantan Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad tak pernah menyangka, bisa berada dalam kondisi sehat walafiat, hingga hari ini.
Dia mengaku nyaris tak punya harapan, saat dirujuk ke RS Jantung Nasional Kuala Lumpur (IJN) pada Januari lalu.
“Buat saya, ini adalah keajaiban. Saya tak mengira, masih tetap hidup. Saya pikir, saya akan meninggal karena sudah tua dan memiliki penyakit jantung yang serius,” ungkap Mahathir, dalam upacara penghargaan untuk tim medis yang telah membantu menyembuhkannya, di Yayasan Kepemimpinan Perdana, Putrajaya seperti dikutip The Star, Senin (30/3).
Mahathir yang merupakan alumnus Fakultas Kedokteran Universiti Malaya membeberkan, ketika jantung kita melemah, pastinya akan mempengaruhi paru-paru. Dan ketika paru-paru melemah, fungsi ginjal juga akan berkurang. Begitu seterusnya.
“Tapi entah bagaimana ceritanya, tim dokter bisa membantu memulihkan saya. Meski tidak 100 persen, itu cukup membantu saya untuk melakukan aktivitas sehari-hari atau sekadar pekerjaan kecil,” tutur pria kelahiran Alor Setar, 10 Juli 1925.
Mahathir menyebut, Malaysia telah berhasil mencetak suatu kemajuan yang luar biasa. Terutama, di sektor medis. Kemampuan Malaysia, menurutnya, tak kalah dengan negara lain.
“Ini sangat membanggakan. Karena kita tak perlu pergi ke mana-mana untuk berobat. Di Malaysia, kami punya spesialis yang bisa menyembuhkan kasus sangat serius, seperti yang saya alami,” tandasnya.
Mahathir pun mengenang masa-masa terkena serangan jantung pertama pada tahun 1989. Kala itu, dia diberitahu banyak orang untuk berobat ke Mayo Clinic di Amerika Serikat. Namun, suami Siti Hasmah ini memilih menjalani perawatan di RS Kuala Lumpur.
“Saat saya magang dokter, dan memulai praktek pada tahun 1950-an dan awal 1960-an, tak ada pekerjaan untuk dokter Malaysia. Terutama, dokter Melayu. Mereka hanya jadi asisten petugas medis. Tidak ada orang Asia yang bisa menjadi full medical officer,” jelas Mahathir.
“Dokter Malaysia kala itu, tidak diizinkan untuk melakukan hal-hal sederhana seperti operasi usus buntu. Karena tidak ada kepercayaan. Tapi hari ini, kita bahkan bisa melakukan operasi bayi kembar siam berusia 17 hari,” imbuhnya, merujuk pada bayi kembar siam prematur yang berhasil dipisahkan oleh tim bedah RS Tunku Azizah di Kuala Lumpur baru-baru ini. [HES/RM.id]
Tinggalkan Balasan