Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo bersama Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tentang Pengembangan Pendidikan pada Jumat (1/4).
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, kegiatan bersama KBRI Tokyo merupakan ketiga kali.Ia berharap kerja sama ini dapat menjadi tonggak kemajuan pendidikan di Indonesia.
“Di tahap ketiga ini kita melangkah lebih maju lagi dengan penandatanganan MoU untuk program pengembangan sumber daya manusia, pelatihan, dan inovasi pendidikan. Termasuk pengembangan program digital lewat lembaga pendidikan yang kita punya sekarang ini termasuk di dalamnya Universitas Siber Muhammadiyah serta berbagai program lain,” ujar Nashir melalui keterangannya, Senin (3/4).
Ia mengpresiasi kepada KBRI Tokyo bersama Pengurus Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang dapat berperan besar sebagai kekuatan penggerak bersama Jepang dalam membangun Indonesia.
Adapun isi Nota Kesepahaman KBRI Tokyo dengan PP Muhammadiyah antara lain penguatan kolaborasi antara institusi Muhammadiyah dengan industri terkait di Jepang, kolaborasi diseminasi informasi kegiatan bersama serta kerja sama lainnya yang bersifat produktif.
Hingga saat ini, kerja sama yang sudah dibangun KBRI Tokyo dengan Muhammadiyah adalah menghubungkan beberapa perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) seperti UMY, UMM, UMB dengan perguruan tinggi di Jepang.
Ke depannya, tengah diupayakan pengembangan jalur internet yang merupakan kerja sama lintas negara melalui Program Research and Education Network (ID-REN) dengan kecepatan 100GB melalui Universitas Brawijaya, di mana sudah ada 3 PTM yang masuk dalam pengembangan jaringan tersebut
Duta Besar Republik Indonesia (Dubes RI) untuk Jepang dan Federasi Mikronesia, Heri Akhmadi mengatakan, KBRI Tokyo siap bekerjasama di bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan lainnya dengan PP Muhammadiyah.
“Khusus bidang pendidikan dan riset, meliputi bidang kesehatan seperti pengembangan vaksin, pengobatan kanker, penyediaan rumah sakit, perawatan lansia dengan kualitas dan fasilitas Jepang, transisi energi dengan pengurangan emisi, serta transformasi digital,” paparnya.
“MoU ini dilatarbelakangi program nasional Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar ke universitas lain baik di dalam atau di luar negeri selama dua semester ditambah satu semester untuk kerja praktek melalui Program IISMA Kemdikbudristek,” tambah Heri. [MFA]
Tinggalkan Balasan