China menuding aliansi keamanan Aukus yang terjalin antara Australia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat (AS) bertujuan membentuk NATO versi Asia Pasifik (Indo Pasifik). Setelah memulai program kapal selam bertenaga nuklir yang dipersenjatai secara konvensional untuk Australia, mereka akan membuat senjata hipersonik.
Demikian disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, Rabu (6/4). Pernyataan itu disampaikan Zhao usai Aukus mengumumkan bahwa mereka akan bekerja sama mengembangkan persenjataan hipersonik.
Zhao menyebut kerja sama Aukus hanya akan memperganas proliferasi nuklir dan mendestabilisasi upaya non-proliferasi global. Zhao juga menyebut, keberadaan Aukus akan memicu memanasnya persaingan senjata di kawasan Indo Pasifik.
“Kerja sama Aukus adalah komplotan Anglo-Saxon yang tidak bisa mengubah pemikiran ala Perang Dingin dan blok politik,” kata Zhao di Beijing sebagaimana dikutip Associated Press.
“Tujuan akhir mereka adalah membuat NATO versi Asia Pasifik dan melayani hegemoni AS. Negara-negara Asia-Pasifik tentu saja menentang upaya ini,” imbuhnya.
Zhao pun meminta agar Australia, Inggris Raya, dan AS meninggalkan mentalitas Perang Dingin dan zero-sum game dalam pendekatan ke kawasan Indo Pasifik.
“Kami menyarankan AS, Inggris Raya, dan Australia menerima aspirasi negara-negara Asia-Pasifik demi perdamaian dan pembangunan, mempromosikan kerja sama dan win-win solution,” pungkas Zhao.
Sebelumnya, Selasa (5/4), pernyataan Aukus yang ditandatangani Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison, PM Inggris Boris Johnson, dan Presiden AS Joe Biden mengumumkan akan melakukan “kerja sama trilateral baru” dalam pengembangan rudal hipersonik dan inovasi pertahanan lain.
Terkait program senjata hipersonik, AS dan Australia sebenarnya telah memiliki program bersama yang dinamai SCIFiRE, atau Southern Cross Integrated Flight Research Experiment. Meski tidak bergabung dalam program itu, pihak Inggris memastikan bahwa ketiga negara akan bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan di wilayah tersebut untuk memperluas program mereka.
AS saat ini telah berinvestasi dalam penelitian dan pengembangan rudal hipersonik karena invasi Rusia ke Ukraina pada Februari telah meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan Eropa.
Dalam pernyataan bersamanya pula, para pemimpin Aukus menyebut invasi Rusia ke Ukraina sebagai alasan bagi mereka untuk menegaskan kembali komitmen teguh kami terhadap sistem internasional. Mereka juga menegaskan kembali komitmennya untuk mewujudkan kawasan Indo Pasifik yang bebas dan terbuka.
Mereka juga mengatakan senang dengan kemajuan program kapal selam bertenaga nuklir yang dipersenjatai secara konvensional untuk Australia.
Aliansi Aukus dibentuk sejak September 2021. Sejumlah pengamat menduga, blok ini dibentuk demi menyaingi pengaruh militer China yang menguat di kawasan Indo Pasifik. [MEL/RM.ID]
Tinggalkan Balasan