Amerika Serikat (AS) melalui Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) mengalokasikan dana sebesar 44 juta dolar AS (sekitar Rp 631,9 miliar) untuk meningkatkan akses air minum aman bagi masyarakat.
USAID mengumumkan program lima tahun dalam kemitraan dengan Indonesia untuk meningkatkan akses air minum, sanitasi aman, dan higiene (WASH) bagi masyarakat berpenghasilan rendah.
Menurut keterangan Kedutaan Besar AS di Jakarta, Rabu (6/4). Program USAID itu akan bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia, lembaga donor, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, penyedia layanan air minum, dan masyarakat untuk memperkuat sektor WASH dan pengelolaan sumber daya air di Indonesia.
“Selama lebih dari 15 tahun, kemitraan USAID dengan Pemerintah Indonesia telah meningkatkan akses terhadap air minum dan sanitasi aman bagi sekitar 7,6 juta orang Indonesia,” kata Direktur USAID Indonesia Jeff Cohen dalam keterangan pers Kedutaan Besar AS di Jakarta.
“Melalui program yang baru USAID IUWASH Tangguh, kami mendukung komitmen Indonesia untuk menyediakan layanan air minum dan sanitasi aman bagi semua sekaligus mengurangi risiko terkait iklim,” ujar Cohen.
Secara khusus, USAID akan meningkatkan akses terhadap layanan air minum dan sanitasi aman serta meningkatkan pengelolaan sumber daya air untuk mendukung layanan air minum yang tangguh, termasuk menggunakan instrumen untuk mengantisipasi dan memantau kinerja sistem layanan air selama musim kemarau dan hujan.
Menurut keterangan Kedubes AS, USAID berencana membantu setidaknya 1,5 juta orang mengakses air minum aman dan setidaknya satu juta orang mendapatkan akses layanan sanitasi aman. USAID akan membangun paling sedikit 50 kemitraan publik-swasta dan menjangkau setidaknya 1 juta orang melalui kampanye ketangguhan layanan WASH dan pengelolaan sumber daya air.
Program USAID itu diharapkan dapat membantu menarik investasi sedikitnya 310 juta dolar AS (sekitar Rp4,45 triliun) dari dalam negeri, regional, dan internasional dengan menjembatani kerja sama antara penyedia layanan air minum dan fasilitas pembiayaan baru. Untuk mendukung penambahan sambungan baru serta pembangunan infrastruktur air dan sanitasi, termasuk fasilitas pengolahan air dan pompa hemat energi.
Selanjutnya, program itu juga akan mengatasi risiko terkait iklim, seperti banjir dan kekeringan, serta memastikan bahwa data risiko iklim dan langkah-langkah respons diperhitungkan dalam pendekatan pengelolaan layanan air minum dan sumber daya air oleh penyedia layanan air minum dan pemerintah daerah.[MEL/RM.ID]
Tinggalkan Balasan