Pemprov Hanya Bantu 9 Rumah Penyintas Banjir

SERANG, BANPOS – Dari kuota awal bantuan mencapai 40 unit rumah, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten memastikan, hanya 9 rumah penyintas bencana banjir bandang di Kota Serang yang akan dibantu untuk dibangun kembali. Hal itu lantaran 31 rumah penyintas banjir bandang lainnya yang diajukan, tidak memenuhi syarat untuk dibantu oleh Pemprov Banten.

Kepala Seksi (Kasi) Penatagunaan Perumahan dan Pertanahan, Yudi Fribadi, mengatakan bahwa pihaknya baru saja menyelesaikan proses verifikasi data penerima bantuan rumah bagi penyintas bencana banjir bandang Kota Serang. Hasilnya, hanya 9 rumah saja yang akan dibantu oleh pihaknya.

“Kota Serang alhamdulillah kami baru selesai melaksanakan verifikasi. Dari bantuan rumah sebanyak 40, yang memenuhi syarat hanya 9 unit rumah saja,” ujarnya saat diwawancara BANPOS di ruang kerja Bidang Perumahan, Senin (11/4).

Menurutnya, 9 rumah yang akan dibantu pembangunannya merupakan rumah yang telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Sedangkan sisanya, tidak memenuhi berbagai kriteria, sehingga tidak dapat dibantu oleh pihaknya.

“Ada yang tinggal di bantaran sungai, ada yang tinggal di tanah negara, ada yang tidak rusak berat, ada yang kepemilikan tanahnya kurang jelas seperti satu bidang tanah ada beberapa rumah. Karena satu sertifikat tanah itu satu bantuan,” tuturnya.

Yudi mengaku meskipun masih ada sisa sebanyak 31 kuota unit rumah yang dapat dibantu oleh Pemprov Banten, namun dirinya belum mengetahui apakah Pemkot Serang dapat mengajukan data pengganti yang memenuhi kriteria.

“Itu belum kami koordinasikan lagi ya dengan Pemkot Serang. Setelah ini sudah selesai verifikasinya, maka nanti kami akan coba melakukan koordinasi kembali dengan Perkim Kota Serang,” jelas Yudi.

Terkait dengan jumlah bantuan, menurutnya masing-masing penyintas banjir bandang Kota Serang akan dibantu sebesar Rp50 juta. Tetapi, jumlah tersebut berkemungkinan untuk bertambah ataupun berkurang.

“Jadi Rp50 juta itu plus minus yah. Karena kami itu (penghitungannya) untuk yang rehab. Nah kalau yang Risha (model bangunan dibangun dari awal) itu kayaknya enggak bisa di Rp50 juta. Makanya kemungkinan akan ada lebih dari Rp50 juta ya, namun belum tahu berapa,” katanya.

Yudi mengaku, pihaknya saat ini terkendala oleh naiknya harga material bangunan. Bahkan untuk mengeksekusi pembangunan rumah dengan anggaran Rp50 juta saja, pihaknya tidak yakin bisa dilakukan sesuai dengan rencana pembangunan.

“Kami tidak bisa mengelak berkaitan dengan itu. Jika dipertahankan, maka ada beberapa item yang mungkin akan dihilangkan. Untuk saat ini saja kami tidak menggunakan material plafon. Kami akan maksimalkan di angka Rp50 juta, namun bisa lebih dan bisa juga kurang,” ungkapnya.

Untuk target pelaksanaan, Yudi menuturkan jika saat ini pihaknya tengah melakukan perbaikan anggaran program, untuk menyesuaikan besaran harga material yang kini tengah naik harganya. Diperkirakan, perlu lebih dari dua bulan untuk mengeksekusi pelaksanaan program.

“Ini kami belum bisa menargetkan kapan pelaksanaannya ya. Karena kami sedang melakukan perbaikan harga pada anggaran pembangunan. Kalau perbaikan anggarannya sudah selesai, maka kami akan langsung laksanakan lelang. Itu juga tetap membutuhkan waktu selama dua bulan saat pelelangan,” ucapnya.

Sementara itu, Kabid Perumahan pada Dinas Perkim Provinsi Banten, Adib Solihin, mengatakan bahwa untuk jumlah bantuan pembangunan rumah bagi para penyintas banjir bandang di Kota Serang, sebetulnya dapat bertambah. Hanya saja, untuk konteks program bantuan banjir bandang, tidak bisa bertambah.

“Selama diajukan dan mendapatkan keterangan bahwa rumah itu rusak akibat bencana alam. Dari mana keterangannya? Dari BPBD dan dari Dinas Perkim, nanti akan ada bantuannya. Namun untuk konteks banjir bandang kemarin, hanya 9 saja,” tandasnya.(DZH/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *