Aksi para mahasiswa yang digelar kemarin (11-4-2022), tak seheboh yang digembor-gemborkan baik di dunia nyata, maupun di dunia maya. Di awal-awal aksi digelar, massa dari BEM Seluruh Indonesia itu, hanya sepi-sepi saja. Dan, mengecewakannya lagi, saat mau pulang malah rusuh.
Aksi yang katanya akan dihadiri 1.000 orang itu, awalnya diagendakan dimulai pukul 8.00 pagi, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta. Namun, mereka datangnya ngaret. Sampai menjelang siang, suasana di depan Gedung DPR masih sepi. Lalu lintas juga masih lancar. Hanya ada satu dua orang yang lalu lalang. Itu pun tidak jelas, apakah mahasiswa yang akan aksi atau masyarakat yang hendak bekerja. Sebab, tidak ada yang mengenakan jas almamater.
Hingga menjelang tengah hari, belum ada tanda-tanda para mahasiswa akan menggeruduk kantor Puan Maharani Cs tersebut. Suasana lengang itu, bisa terlihat di sepanjang Jalan Gatot Subroto, dari depan Hotel Sultan, hingga depan pintu utama Gedung DPR. Sepeda motor dan mobil yang melintas bahkan bisa melaju dengan kecepatan di atas 50 kilometer per jam.
Keadaan di depan gerbang Gedung DPR juga sepi. Hanya ada puluhan awak media yang standby di area tersebut untuk meliput aksi. Kendati demikian, kepolisian dari Korps Brimob sudah terlihat berpencar. Antara lain, ada yang disiagakan di bawah Jalan Layang Gerbang Pemuda, ada juga di sekeliling Gedung DPR.
Menjelang Ashar, para mahasiswa baru berdatangan. Awalnya, mereka berkumpul di Jalan Gerbang Pemuda, di depan Gedung TVRI, Jakarta Pusat. Kemudian, massa berjalan beriringan sembari menyanyikan yel-yel perjuangan.
Mereka mengenakan almamater masing-masing. Massa aksi juga terlihat membawa bendera universitas hingga beragam poster, antara lain penolakan presiden tiga periode hingga kenaikan harga bahan-bahan pokok. Uniknya, poster tersebut dikemas dengan gaya nyeleneh. Contohnya, “Lebih Baik Bercinta 3 Ronde Daripada Harus 3 Periode”. “Lebih Baik 3 Istri Daripada 3 Periode”. Juga ‘Minyak Goreng=Keadilan. Mahal’. Dengan percaya diri, mereka berjalan sambil bergandengan tangan.
Sejumlah aparat kepolisian tampak mengawal mereka dengan kendaraan bermotor. Aparat juga berjaga di beberapa titik di sekitar kawasan Gedung DPR.
Di depan Gedung DPR, mereka lalu menyampaikan berbagai macam tuntutan. Setelah aksi berjalan hampir satu jam, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menemui para mahasiswa dengan menaiki mobil komando. Para mahasiswa tampak menerima kedatangan Sufmi dan Kapolri.Namun, saat Sufmi dan Kapolri meninggalkan lokasi, aksi berubah menjadi rusuh. Pemicunya, diduga dari kelompok berpakaian bebas yang baru tiba dari sisi timur Gedung DPR, tapi langsung anarkis. Mereka melemparkan botol berisi batu ke arah gerbang utama Gedung DPR, dan ke arah aparat kepolisian. Teriakan dan imbauan agar tidak terpancing provokasi, tidak dihiraukan.
Massa mahasiswa ikut tersulut. Sebagian ikut melakukan lemparan batu ke mana-mana. Bahkan, ada yang mengarah ke mobil komando yang dinaiki para orator dari mahasiswa. Seorang mahasiswa yang memakai almamater warna hijau, ikut terkena lemparan di kepala, dan langsung dievakuasi temannya untuk menjauh. Begitu juga mobil komando mahasiswa yang sempat dilempari, langsung menjauh ke tempat yang lebih aman.
Sementara, massa dari kelompok berpakaian bebas membakar ban dan benda-benda lain di lokasi. Aparat kepolisian kemudian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran menyayangkan ada kelompok yang memancing di air keruh dalam aksi tersebut. Kata Fadil, tujuan kelompok ini adalah membuat ricuh, bukan berunjuk rasa. “Niatnya bukan untuk unjuk rasa menyampaikan pendapat, tapi memang niatnya untuk membuat kerusuhan,” ungkap Fadil, dalam konferensi pers, kemarin.
Dia menegaskan, timnya akan segera bergerak menindak para pelanggar demonstrasi ini. “Sesuai janji saya, akan menindak tegas siapa saja yang melanggar pelanggaran hukum,” imbuh ayah dari anggota Komisi I DPR, Puteri Nahlia itu.
Fadil menyebut, ada dalang yang memerintahkan aksi anarkis ini. Dia berharap, kelompok pelaku ini bisa diungkap. “Siapa yang menjadi dalang dan memerintahkan ini semua terjadi. Mudah-mudahan kelompok pelaku ini bisa segera kita ungkap,” tekannya.
Wakil Ketua MPR Arsul Sani ikut mendorong kepolisian segera menangkap dalang yang membuat kerusuhan di aksi itu. “Sejumlah kelompok yang belum diketahui melakukan kerusuhan, ini yang harus dituntaskan oleh Polri,” ucap politisi senior PPP ini. [UMM/rm.id]
Tinggalkan Balasan