Covid-19 varian baru, XE, belum ditemukan di Indonesia. Jaga protokol kesehatan (prokes) dan vaksinasi, diyakini bisa menghentikan mutasi virus Corona.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mewaspadai kemunculan Covid-19 varian XE. Varian XE merupakan rekombinan atau gabungan dari Omicron BA.1 dan BA.2. Disinyalir penularan varian ini 10 persen lebih cepat ketimbang Omicron BA.2.
“Kita tetap waspada,” tegas Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.
Namun, Nadia memastikan, hingga saat ini varian XE belum ditemukan di Indonesia. Kendati begitu, bukan berarti turunan varian Omicron tersebut tidak muncul dan bermutasi di Tanah Air.
“Walaupun sampai saat ini subvarian XE belum ditemukan, tapi karena BA.1 dan BA.2 ada di Indonesia, bisa saja varian XE itu bermutasi di kita,” katanya.
Menurut Nadia, potensi munculnya varian XE bisa ditekan dengan semakin tingginya cakupan vaksinasi Covid-19. Terlebih, saat ini Pemerintah menargetkan 70 persen sasaran vaksinasi Covid-19 lengkap atau dua dosis rampung pada Juni 2022.
“Memang potensi itu tetap harus kita waspadai. Semoga dengan semakin tingginya vaksinasi tidak muncul varian baru,” harap Nadia.
Peneliti Asian Institute of Medical Sciences, Charu Dutta Arora menambahkan, meski varian ditemukan di Inggris sejak Januari 2022, tapi lebih sedikit kasus keparahan di seluruh dunia.
Kata Arora, orang yang terinfeksi varian Omicron sebelumnya masih memiliki cukup antibodi sebagai pelindung, mekanisme pertahanan. “Ini kabar yang menggembirakan,” ujar Arora dikutip dari Hindustan Times.
Arora mengatakan, kasus pertama infeksi varian XE di India belum lama ini terdeteksi di Mumbai. Tetapi, hingga kini India belum mencatat peningkatan tren kasus tersebut.
Akun @AgustinusTopik mengatakan, munculnya varian XE memicu kekhawatiran kasus Covid kembali melonjak. “Soalnya, varian XE menjadi varian Covid-19 paling menular di dunia,” katanya.“Varian ini dilaporkan sebagai varian yang paling menular di dunia dan sudah menyebar di Thailand, Taiwan dan Inggris,” kata @ Pelitabangsa45.
Menurut @Pelitabangsa45, WHO telah melaporkan varian XE pertama kali terdeteksi di Inggris. Untuk itu, dia mengajak masyarakat taat prokes dan segera melakukan vaksinasi 1, 2 dan booster. “Untuk Omicron varian XEasal Inggris, WHO masih melakukan pengawasan,” tukas @AlbertSolo2.
Akun @Zulfikarjava mengingatkan, pandemi belum berakhir. Tetap jaga prokes adalah pilihan tepat mengakhiri pandemi Covid ini.
Tidak semua netizen menanggapi serius adanya varian baru XE yang diprediksi paling menular. “Ini virus Covid-19 atau merek handphone sih, ke luar versi barunya cepet bener,” kelakar @Pengamat_komen.
“Biasanya mau Lebaran baju baru, ini kok malah Covid-19 varian baru, parah-parah,” celoteh @Soeoed .
“Semoga varian XE tidak menjadi klaster baru Covid-19. Kasihan beban tenaga kesehatan (nakes) sudah sangat berat, insentif juga belum cair,” kata @Patih_selatan.
Akun @Reza86 menilai, nama varian XE tidak familiar seperti varian Delta dan varian Omicron. Akibatnya, varian ini tidak booming seperti senior-seniornya terdahulu.
“Yang penting udah vaksin 3x, jaga prokes, olahraga, jaga kesehatan dan hidup biasa aja,” saran @Ama_Ktk_akeh.
“Baru mau tenang rakyat ini, sudah ditakut-takuti lagi dengan varian baru Covid-19,” ujar @Hakim_Mahdi. [TIF/rm.id]
Tinggalkan Balasan