UNHCR (Badan PBB untuk urusan Pengungsi) bekerja sama dengan Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) untuk merilis Laporan Tahunan Filantropi Islam lewat live virtual Zoom, Rabu (23/3/22).
Dalam live virtual ini, ada beberapa narasumber yaitu Ventje Rahardjo, Executive Director, KNEKS, Khaled Kahlifa, UNHCR Senior Advisor, Bernard Doyle, The Deputy Director, UNHCR, Dr. Ahmad Juwaini, Director of Islamic Social Finance, KNEKS, dan Nala Amirah, Youth Activist & CEO of Green Welfare Indonesia.
pemaparan pada live virtual zoom ini, Bernard Doyle selaku Deputy Director dari UNHCR memaparkan beberapa negara yang dibantu oleh UNHCR untuk menanggulangi masalah kemanusiaan. Tercatat negara seperti Afgganistan, beberapa negara di benua Afrika.
Masalah kemanusiaan seperti kemiskinan dan pengungsian menjadi salah satu poin utama yang di highlight UNHCR. Tercatat pada pertengahan tahun 2021 adalah rekor tertinggi orang-orang yang mengungsi dari negara asalnya.
Pada pertengahan tahun tersebut, ada sekitar 84 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka (internally displaced people (IDPs), dan mungkin saat ini akan bertambah dengan permasalahan yang terjadi di Ukraina dan Rusia. Ada 26,6 juta mengungsi.
Sampai saat ini, negara yang memiliki banyak pengungsi adalah Bangladesh, yang merupakan rumah bagi para pengungsi. “Bangladesh menjadi tuan rumah bagi begitu banyak pengungsi, tercatat lebih dari 900 ribu pengungsi dan berada di kampung-kampung yang ada di Bangladesh,” ucap Doyle pada saat sesi virtual zoom, Rabu (23/3).
Para pengungsi yang berada di Bangladesh memiliki akses yang sangat terbatas di sektor kesehatan, pendidikan, bahkan pekerjaan.
Bukan hanya Bangladesh, Doyle juga memperkirakan jika ada sekitar 3,4 juta orang terlantar di Afghanistan sejak awal 2022. Ada 2,2 juta pengungsi di negara tetangga dari Afghanistan. Dengan banyaknya pengungsi dan terbatasnya akses kesehatan dan lainnya, UNHCR hadir sebagai salah satu organisasi untuk membantu para pengungsi tersebut.
“Hal yang kita lakukan adalah memberikan bantuan segera serta solusi untuk menyediakan kehidupan yang penuh martabat bagi para pengungsi yang ada,” tutur Doyle.
Pada 2021, dana zakat pengungsi UNHCR yang diterima dari para mitra global mencapai total lebih dari 23,6 juta dolar AS atau Rp 338,9 milliar dalam bentuk sumbangan zakat.
Lebih dari 11,7 juta dolar AS atau Rp 168 miliar dalam bentuk sumbangan sedekah, termasuk lebih dari 270 ribu dolar AS atau Rp 3,9 miliar sebagai sedekah jariyah. Lebih dari 66% dari keseluruhan sumbangan adalah zakat, sedangkan sisanya adalah sedekah.
Selama setahun terakhir, UNHCR menyalurkan zakat dalam bentuk bantuan tunai kepada para pengungsi Rohingya di Indonesia dan Malaysia, pengungsi Suriah di Yordania, Lebanon, Irak, dan Mesir, serta pengungsi Mali di Mauritania, termasuk juga para pengungsi di Irak dan Yaman.
Distribusi zakat non-tunai juga mencakup perlengkapan tempat tinggal untuk para pengungsi Rohingya di Bangladesh; barang-barang bantuan kebutuhan primer untuk pengungsi di Afghanistan dan Nigerial; sumber mata pencaharian (barang-barang penting seperti mesin jahit, ternak, dan sebagainya) untuk pengungsi Afghanistan di Pakistan, dan makanan untuk pengungsi Rohingya di India.
“Kini saatnya kita bersatu karena kita memiliki tanggung jawab kolektif untuk mendukung mereka yang terkena dampak krisis pengungsian global. KNEKS berkomitmen untuk mendukung upaya UNHCR membantu jutaan pengungsi yang rentan, yang sejalanddengan visi keuangan sosial Islam Indonesia,” tutur Ventje Rahardjo, Direktur Eksekutif KNEKS.
Total kontribusi yang diterima dari para mitra melalui program filantropi Islam UNHCR telah membantu memberikan bantuan penyelamatan jiwa terhadap lebih dari 1,2 juta individu yang rentan pada 2021.
“Saya ingin menyampaikan penghargaan yang tulus kepada mitra kami, baik lembaga berbasis agama maupun keuangan, yang kedermawanannya memungkinkan kami untuk membantu jutaan orang yang kehilangan tempat tinggal,” ujar Khaled Khalifa, Penasihat Senior dan Perwakilan UNHCR untuk Negara-negara Dewan Kerjasama Teluk.
“Dukungan yang berkelanjutan sangat penting dalam membantu UNHCR. Sumbangan zakat dan sumbangan sedekah adalah penegasan dari kepercayaan yang telah diberikan kepada UNHCR untuk membantu mereka yang membutuhkan,” sambungnya.
UNHCR merupakan Badan Pengungsi PBB, memimpin aksi internasional untuk melindungi masyarakat yang terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat konflik dan penganiayaan. UNHCR memberikan bantuan penyelamatan jiwa yang mencakup tempat tinggal, makanan dan minuman, serta membantu hak asasi manusia yang paling dasar.
UNHCR juga mengembangkan solusi yang memastikan masyarakat memiliki tempat yang aman agar dapat membangun masa depan lebih baik, dan memastikan orang tanpa kewarganegaraan berhak mendapat kewarganegaraan.[MEL/RM.ID]
Tinggalkan Balasan