Terbukti Langgar Aturan Lockdown, PM Inggris Minta Maaf Tapi Menolak Mundur

Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson meminta maaf dan membayar denda setelah dinyatakan melanggar aturan karantina wilayah atau lockdown Covid-19. Namun, dia menolak mengundurkan diri.

Selain Johnson, Menteri Keuangan Rishi Sunak juga dinyatakan melakukan pelanggaran serupa. Johnson berdalih menolak mundur karena ingin fokus menjalankan pekerjaannya.

Johnson dinyatakan melanggar lockdown karena menghadiri pertemuan di kantornya untuk merayakan ulang tahunnya, Mei 2020. Isu partygate ini membuat oposisi mendesak Johnson dan kroninya agar segera mundur. Mereka beralasan, Johnson dan kaki tangannya dengan sadar berbohong kepada publik dan tidak lagi bisa dipercaya menjalani pemerintahan.

“Saya tidak menyangka melanggar aturan. Sekarang saya dengan rendah hati menerima bahwa saya telah melanggarnya,” kata Johnson seperti dilansir dari Reuters, kemarin.

ga meminta maaf karena melanggar aturan pada pertemuan ulang tahun yang sama. Dia mengaku menghormati keputusan itu dan telah membayar denda.

“Saya sangat menyesali frustrasi dan kemarahan yang ditimbulkan dan saya minta maaf,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Johnson menerima surat denda, Selasa (12/4). Rincian denda itu tidak dibeberkan polisi ke publik. Kasus ini diyakini jadi pelanggaran pertama kalinya dilakukan pemimpin Inggris.

Jajak pendapat YouGov menunjukkan, 57 persen pemilih berpikir Johnson harus mengundurkan diri. Dan, 75 persen percaya dia sengaja berbohong. Dalam survei Savanta ComRes, 61 persen mengatakan dia harus berhenti.

Setelah menerima sanksi, Johnson berharap, kasus ini segera berlalu. Sebab, dia ingin fokus menuntaskan pekerjaannya. Dalam wawancara yang disiarkan televisi dari kediamannya di luar kota, Cheques, Johnson mengatakan bahwa dia memahami kemarahan yang dirasakan masyarakat Inggris. Sebab, dia sendiri gagal mematuhinya.

Akan tetapi, Johnson menolak untuk mundur sebagai PM Inggris dan akan terus melanjutkan mandat konstitusional yang dia emban. “Saya ingin melanjutkan dan meneruskan tanggung jawab yang saya miliki,” katanya.

Sebelumnya, Pemimpin Partai Buruh Oposisi Keir Starmer meminta Johnson segera mengundurkan diri. “Boris Johnson harus mengundurkan diri. Dia melanggar hukum dan berulang kali berbohong kepada parlemen tentang hal itu. Atas nilai-nilai dasar integritas dan kesopanan kami minta dia mundur,” desak Starmer.

Pada awal tahun ini, sejumlah anggota parlemen dari Partai Konservatif memintanya turun karena rendahnya kepercayaan publik atas skandal yang dikenal sebagai partygate. Namun, Johnson berhasil lolos setelah Rusia menginvasi Ukraina. Dia tiba-tiba mengambil peran besar dalam upaya negara-negara Barat mengecam serangan tersebut. [DAY/RM.ID]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *