Jangan Sampai Kampung Malah Jadi Markas Covid

Pemerintah memprediksi jumlah pemudik Lebaran tahun ini mencapai 85,5 juta orang. Kasus Covid pun berpotensi meningkat jika mayoritas warga desa belum memiliki proteksi.

Hal itu disampaikan Anggota Tim Pakar Medis Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Prof I Gusti Ngurah Kade Mahardika dalam diskusi yang digelar di Jakarta, kemarin.

Bahkan, kata dia, bukan tidak mungkin ledakan Covid-19 terjadi di desa-desa yang menjadi tujuan pemudik.

“Sangat logis konsekuensinya akan terjadi letusan kasus di desa yang menjadi target pemudik. Itu yang kurang menjadi perhatian, atau tidak menjadi fokus pemerintah,” ujarnya.

Ahli Virologi Universitas Udayana Bali ini menyebut, imbauan yang dilakukan Pemerintah kepada masyarakat untuk melakukan vaksin sebelum mudik sudah benar.

Namun, alangkah baiknya imbauan tersebut tak hanya ditujukan bagi pemudik, tapi juga bagi orang di desa yang menjadi sasaran kedatangan pemudik.

Sebab, meski pemudik sudah vaksin, mereka tetap saja berisiko tertular virus dalam perjalanan dan tetap bisa menularkan ke orang lain.

Dia meyakini, mayoritas penduduk kota memiliki imunitas baik sehingga terlindungi dari Covid-19. Mereka rata-rata sudah pernah vaksin dua dosis lengkap plus booster. Ada juga yang imunitasnya terbentuk alami karena pernah tertular Covid-19.

Tetapi, vaksin Covid-19 tidak mampu mencegah transmisi 100 persen. Hanya mengurangi tingkat keparahan saja. Masalahnya, masih banyak warga desa yang belum menjalani vaksinasi, sehingga tidak terlindungi atau terproteksi dari virus Corona. Kalau begitu, maka kampung halaman bakal jadi “markas” Covid-19.

“Itu yang paling harus diingat. Maka keluarga di desa harus sudah vaksin. Tapi saat ini, banyak desa vaksinasinya masih belum tinggi. Sosialisasi ajakan vaksin di desa harus lebih masif,” ungkapnya

Tingginya animo masyarakat yang sudah dua tahun tidak mudik ini, kata Mahardika, harus benar-benar disiapkan Pemerintah agar aman dari penularan kasus.

Dengan begitu, fenomena tradisi tahunan ini bisa berlangsung aman tanpa terjadi lonjakan kasus.

Selain vaksinasi bagi warga desa, Mahardika juga meminta para pelaku perjalanan menerapkan protokol kesehatan (prokes) di dalam perjalanan. Begitu tiba di kampung halaman, pakaian yang dikenakan selama perjalanan sebaiknya langsung dicuci. Sebab, virus bisa menempel pada berbagai benda.

“Ingat, tetap ada risiko bahwa virus itu dibawa oleh orang lain. Maka para pemudik tetap harus menjalankan protokol kesehatan yang benar dan tepat, untuk mengurangi risiko transmisi virus dari orang lain,” imbaunya.

Mahardika berharap, potensi letusan kasus di desa-desa bisa ditutup oleh para pemudik yang waspada terhadap Covid-19.

Sementara, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto mengatakan, adanya syarat vaksinasi lengkap dan booster bagi pemudik untuk melindungi masyarakat dari Covid-19.

“Mudah-mudahan mudik yang dilaksanakan tahun ini lancar dan tidak terjadi penu­laran signifikan,” harap Suharyanto. [JAR/RM.id]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *