Warga Timor Leste memilih presiden baru dalam ajang pemilihan umum (pemilu) putaran kedua, Selasa (19/4). Lebih dari 835.000 dari 1,3 juta penduduk negara itu telah mendaftar untuk memilih.
Pemenang Pilpres Timor Leste putaran kedua bakal mulai menjabat sebagai presiden pada 20 Mei mendatang. Pada tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan 20 tahun kemerdekaan Timor Leste.
Sebelumnya, dalam pemungutan suara putaran pertama bulan lalu, Jose Ramos Horta memimpin perolehan suara. Namun, pemenang Nobel Perdamaian ini gagal mendapatkan suara lebih dari 50%, sehingga pemilu putaran kedua harus dilakukan.
Sebagaimana diketahui, dalam pemilu putaran pertama yang diselenggarakan 19 Maret lalu, Ramos-Horta (72) mendapatkan 46,6% suara. Sedangkan Presiden petahana Francisco “Lu Olo” Guterres (67) memenangkan 22,1%. Untuk sisa perolehan suara diraih oleh 14 kandidat lainnya.
Ramos Horta dan Guterres merupakan tokoh perlawanan ketika Timor Leste masih menjadi bagian dari wilayah Indonesia. Lebih dari 76% suara bulan lalu itu diberikan kepada tokoh-tokoh era perlawanan. Hal ini menunjukkan bahwa mereka masih mendominasi politik di Timor Leste setelah dua dekade Timor Leste terpisah dari Indonesia.
“Saya mengimbau masyarakat untuk menerima apapun hasil pemilu ini dengan bijak,” kata Francisco Guterres saat memberikan suara di Dili, Ibu Kota Timor Leste.
Timor Leste dalam beberapa tahun terakhir mengalami kelumpuhan politik. Perpecahan politik telah menandai pemilihan ini.***[RM.ID]
Tinggalkan Balasan