MUNCULNYA radikalisme dan intoleransi di Indonesia cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Ada banyak solusi untuk mengatasinya. Salah satu yang menjadi pilihan utama adalah solusi ideologis.
Salah Satunya dengan menggiatkan sosialisasi empat pilar kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Demikian terucap saat Anggota
DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Ichsan Soelistio melaksanakan sosialisasi empat pilar.
Sosialiasi empat pilar ini bekerjasama dengan Majelis Dzikir Kebun Kebangsaan Kota Serang Provinsi Banten pada hari kamis tanggal 21 April tahun 2022.
Adapun menurut Kiai Haji Matin Syarqowi yang menjadi narasumber acara tersebut, mengatakan tren intoleransi dan radikalisme di Indonesia cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Meningkatnya tren intoleransi dan radikalisme ini dipengaruhi oleh beberapa faktor terutama konstelasi politik, ceramah.
Kemudian juga pidato bermuatan ujaran kebencian, serta postingan bermuatan ujaran kebencian di media sosial.
“Realitas radikalisme agama di Indonesia kian hari kian menggelisahkan, khususnya pasca reformasi,” katanya.
Radikalisme agama ditampilkan dalam tindakan dishumanis (tak manusiawi) yang memilukan.
Kiai Haji Matin mencontohkan seperti peristiwa Bom Bali, tragedy Poso, Ambon, Sambas, Tolikara, penyerangan Ahmadiyah Cikeusik pandeglang.
Kemudian terakhir peristiwa persekusi terhadap pegiat sosial media Ade Armando pada aksi demo mahasiswa tanggal 11 April 2022 di depan gedung DPR RI Senayan Jakarta.
“Segala apa yang jahat seperti tindakan membunuh, menteror, membakar, memusnahkan sesama manusia itu anehnya dibingkai atas nama agama,” katanya.
Hal yang memilukan lagi adalah bahwa ternyata para tokoh, pelaksana, eksponen, pelaku kekerasan itu adalah orang-orang yang mengaku beragama.
“Kehadiran Pancasila sebagai dasar negara untuk menjadi pemersatu keberagaman bangsa Indonesia,” ujarnya.
Namun hal yang memprihatikan adalah masih ada kelompok dan organisasi tertentu belum menyadari dan menghayati nilai dan fungsi Pancasila. Bahkan masih ada kelompok tertentu yang ingin mengganti Pancasila sebagai dasar dan Ideologi bangsa.
Sementara itu Anggota DPR RI Ichsan Soelistio memaparkan kondisi keberagaman di Indonesia jangan sampai membuat satu kelompok merasa lebih baik dari kelompok lain.
“Kita harus menyadari bahwa masing-masing elemen bangsa yang beraneka ragam memiliki kebaikan dan kelebihannya sendiri-sendiri,” katanya
Untuk itu, dikatakan Politisi PDIP tersebut jangan sampai ada di antara kita yang merasa lebih dari yang lain, merasa lebih baik dari yang lain, atau bahkan lebih suci dari yang lain.
“Kita mungkin berbeda dari yang lain, tapi bukan berarti kita merasa
lebih dari yang lain,” ujarnya.
Kebaikan-kebaikan yang muncul dari berbagai elemen bangsa sejatinya perlu dikedepankan kemanfaatannya. Mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo pada peringatan Nuzulul Qur’an tingkat kenegaraan yang menyampaikan pesan keberagaman,.
Oleh karenanya, kita sebagai umat Islam mari menjadikan peringatan Nuzulul Qur’an sebagai momentum memperkuat kebersamaan dalam keragaman
Hal itu sangat dibutuhkan dalam mewujudkan negeri dan bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
“Keberagaman yang merupakan anugerah dari Allah SWT harus terus kita jaga, kita rawat, kita kelola dengan baik agar terjadi keharmonisan, yaitu membangun kebersamaan dalam dialog-dialog yang sehat,” ujarnya.
Sosialisasi empat pilar ini diikuti sebanyak 150 peserta yang terdiri dari kalangan mahasiswa di Banten.
Adapun Narasumber yang hadir adalah Ibu Tini Bayanti sebagai perwakilan dari Bapak Ichsan Soleistio, Bapak Kiai Haji Matin Syarqowi dan Moderator Nasrulloh Salim. (ZIK)
Tinggalkan Balasan