Ekonomi Digoyang Covid, Belanja Militer Global Rekor: Tembus 2 Triliun Dolar

Meski ekonomi anjlok karena pandemi Covid-19, negara-negara justru meningkatkan persenjataan mereka dengan pengeluaran militer pada 2021. Hasil penelitian  yang Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), yang dirilis Senin (25/4), menunjukkan pengeluaran militer naik untuk ketujuh kalinya berturut-turut mencapai 2,1 triliun dolar AS pada 2021.

“Itu adalah angka tertinggi yang pernah kami miliki,” kata peneliti senior SIPRI, Diego Lopes da Silva, dilansir media Jerman DW.

Pengeluaran Rusia tumbuh 2,9 persen menjadi 65,9 miliar dolar AS. Pengeluaran pertahanan menyumbang 4,1 persen dari produk domestik bruto (PDB) Rusia.

“Ini jauh lebih tinggi dari rata-rata dunia dan menjadikan Moskow pembelanja terbesar kelima di dunia,” terang kata Lopes da Silva.

Pendapatan minyak dan gas yang tinggi membantu negara meningkatkan pengeluaran militer. Namun Lopes da Silva mengaku sulit memprediksi apakah Rusia akan mampu mempertahankan pengeluarannya, karena gelombang sanksi yang dijatuhkan Barat.

Selain itu, belanja militer Ukraina telah meningkat sebesar 72 persen sejak Crimea bergabung dengan Rusia. Sementara pengeluaran menurun lebih dari 8 persen pada 2021 menjadi 5,9 miliar dolar AS. Angka itu masih 3,2 persen dari PDB (Pendapatan Domestik Bruto) Ukraina.

Ketika ketegangan meningkat di Eropa, lebih banyak negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) meningkatkan pengeluaran. Lopes da Silva mengatakan, dia mengharapkan anggaran militer Eropa terus tumbuh.

Amerika Serikat (AS) yang anggaran militernya melebihi negara lain dengan 801 miliar dolar AS, menurunkan pengeluarannya sebesar 1,4 persen pada 2021. Selama dekade terakhir, pengeluaran AS untuk penelitian dan pengembangan telah meningkat sebesar 24 persen, sementara pengadaan senjata turun sebesar 6,4 persen.

“Pemerintah AS telah berulang kali menekankan perlunya mempertahankan keunggulan teknologi militer terhadap pesaing strategis,” kata Alexandra Marksteiner, peneliti lain SIPRI.

China, menjadi negara pembelanja militer terbesar kedua di dunia dengan perkiraan 293 miliar dolar AS, meningkatkan pengeluarannya sebesar 4,7 persen. Ini menandai peningkatan pengeluaran selama 27 tahun berturut-turut.

Penumpukan militer China kemudian menyebabkan tetangga regionalnya meningkatkan anggaran militer mereka. Jepang menambahkan 7 miliar dolar AS, meningkat 7,3 persen, anggaran tertinggi sejak 1972. Australia juga menghabiskan 4 persen lebih banyak untuk militernya, mencapai 31,8 miliar dolar AS.

Selain itu, India, pembelanja terbesar ketiga di dunia dengan nilai 76,6 miliar dolar AS. Ini meningkat 0,9 persen dari 2020 dan 33 persen dari 2012. Dalam dorongan untuk memperkuat industri senjata dalam negeri, 64 persen pengeluaran militer tahun 2021 dialokasikan untuk akuisisi senjata yang diproduksi di dalam negeri.

Inggris menempati urutan ke empat, dengan peningkatan 3 persen dalam pengeluaran militer menjadi 68,4 miliar dolar AS, menggantikan Arab Saudi yang justru menurunkan pengeluaran sebesar 17 persen menjadi sekitar 55,6 miliar dolar AS. [MEL/RM.ID]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *