Putri Mahkota PDIP, Puan Maharani, mulai merapatkan barisan. Senin (25/4) malam, Ketua DPR ini, mengumpulkan para petinggi banteng dalam acara buka puasa bersama. Dalam pertemuan ini, dibahas banyak hal. Mulai dari yang ringan-ringan, sampai yang serius.
Momen buka puasa Puan dengan para petinggi banten itu, terlihat dalam sebuah foto yang dibagikan mantan Sekjen PDIP yang kini menjabat sebagai Sekretaris Kabinet, Pramono Anung, dalam akun Instagram @pramonoanungw, kemarin. Selain Pramono, di Foto itu, terlihat Puan ditemani Menteri PAN-RB Tjahjo Kumolo, Ketua Fraksi PDIP DPR Utut Adianto, Menkumham Yasonna Laoly, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, dan Ketua Banggar DPR Said Abdullah.
Tujuh orang pengurus Banteng itu seperti sedang menunggu waktu berbuka puasa. Karena di depan mereka terdapat meja bundar berwarna krem. Baru terisi peralatan makan, lengkap dengan air mineral di botol berwarna hijau. Sedangkan menu makanannya belum tersaji. Meja makannya pun masih kinclong.
Lima dari ketujuh elite PDIP itu, berpakaian rapi. Ada yang memakai kemeja dan yang berbatik. Hanya Puan dan Yasonna yang mengenakan pakaian casual berwarna gelap. Saat difoto, senyum sumringah menghiasi wajah ketujuhnya.
“Buka puasa bareng Mbak @puanmaharaniri, Mas @tjahjo_kumolo, Bang @yasonna.laoly, Don @olly.dondokambey, Mas Utut, dan Bung Said,” tulis Pramono, memberikan keterangan foto yang diunggahnya.
Pramono kemudian memberikan bocoran mengenai pembicaraan dalam buka puasa bersama itu. “Sambil berbuka, diskusi hal-hal yang ringan dan tentunya yang serius juga,” tambahnya.
Di kolom komentar, Pramono tak sungkan membalas komentar netizen. Seperti komentar Pimpinan Redaksi IDN Media, Uni Lubis. “Elite partai nih,” tulisnya di akun @unilubis_id. Pramono menjawabnya dengan bercanda. “@unilibis_id ngelite Mbak,” tulisnya sambil menyertakan emoji tertawa lepas.
Begitu juga saat menanggapi komentar Pemimpin Umum Rakyat Merdeka Group, Ratna Susilowati. “Wah… Ngerih… Ini,” tulis Ratna di akun @ratnasusilo, sembari menyertakan emoji jempol ke atas. “Medeni (menakutkan sekali) yo,” jawab Pramono dengan menyertakan emoji api menyala.
Kebersamaan Puan dengan elite PDIP masih berlanjut. Keesokannya, Ketua DPR itu berkunjung ke Solo. Di Kota Batik itu, dia dijemput Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka di Bandara Adi Soemarmo sekitar pukul 11.00 WIB. Gibran memberikan hormat dengan menundukkan kepala ketika menyambut Puan di bandara.Keduanya lalu menumpangi mobil yang sama untuk menghadiri agenda perdana kunjungan kerja Puan di Solo. Mereka duduk di kursi tengah mobil Alphard berwarna hitam. Gibran, yang mengenakan batik lengan panjang berwarna coklat, duduk di posisi belakang sopir. Sementara Puan, yang mengenakan pakaian serba hitam, berada di sampingnya.
Agenda perdana Puan di Solo adalah membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemasaran Ekonomi Kreatif untuk Mahasiswa Penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah di Hotel Sunan. Di lokasi, Puan telah ditunggu ratusan mahasiswa yang menerima manfaat KIP Kuliah.
Beres buka acara, bergeser ke Wonogiri. Gibran dengan setia mengintili. Di sana, Gibran menemani Puan meresmikan proyek sambungan rumah air bersih di Desa Gendayakan.
Kabarnya, Gibran akan terus mendampingi Puan selama kunjungan kerja di Jawa Tengah. Bukan cuma di Solo, hari ini, Puan diagendakan meresmikan objek wisata The New Kemukus yang terletak di Desa Pandem, Kecamatan Sumberlawang, Sragen.
Lantas, apa maksud Puan mengumpulkan elite PDIP dan mesra dengan Gibran? Pengamat Politik dari Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) Saidiman Ahmad menduga, semua itu diupayakan Puan demi mengerek popularitasnya. Hingga kini, popularitas cucu Soekarno itu belum maksimal. Dalam hasil survei terakhir SMRC, Maret 2022, Puan baru dikenal publik sekitar 66 persen.
“Selain perlu meningkatkan awareness publik, Puan juga memiliki tantangan terbesar untuk menaikkan likeability. Di survei terakhir, likeability Puan masih di angka 45 persen dari total publik yang tahu,” jelas Saidiman, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Karenanya, jelas Saidiman, Puan perlu meningkatkan modal sosial. “Saya kira memang sudah seharusnya Puan, dan siapa pun yang ingin maju dalam kepemimpinan nasional, perlu lebih sering mengunjungi rakyat yang akan memilihnya,” terang dia.
Selain itu, tambah Saidiman, kekuatan utama yang potensial mendukung Puan adalah para pendukung Jokowi. Namun, sejauh ini, berdasarkan data survei, para pendukung Jokowi belum begitu teryakinkan untuk menjadi pendukung Puan. “Masih ada yang melirik tokoh lain,” pungkasnya. [UMM/rm.id]
Tinggalkan Balasan