CILEGON, BANPOS – Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan (Kasi Yankes) Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon Rully Kusumawardhani mengajak masyarakat untuk memelihara dan mengatasi masalah kesehatan ringan secara mandiri dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga yang ada di lingkungan sekitar rumah.
Hal ini dikatakan Rully ketika Dinkes Kota Cilegon melakukan penilaian kepada peserta Asuhan Mandiri Tanaman Obat Keluarga (Asman Toga) di Lingkungan Pasir Angin, Kelurahan Cikerai, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Selasa (17/5) lalu.
Kemudian Rully mengungkapkan, menanam dan memelihara tanaman obat memiliki nilai ekonomis asalkan masyarakatnya bisa mengolah tanaman tersebut menjadi sebuah produk. “Itu bisa kita buat komersil bernilai ekonomis tidak hanya di konsumsi sendiri, sekarang Cilegon sudah mengarah ke situ,” tuturnya.
Seperti diketahui Asman Toga merupakan upaya masyarakat untuk memelihara dan mengatasi masalah kesehatan ringan secara mandiri dengan memanfaatkan tanaman obat keluarga yang ada di lingkungan sekitar rumah.
Rully menyampaikan, masyarakat tidak boleh gengsi terhadap tanaman obat tradisional. Justru dirinya menilai semestinya semua masyarakat harus berkompetisi untuk bisa mengangkat tanaman obat original dari budaya sendiri.
“Generasi muda sekarang hampir ndak tahu, padahal tanaman disekitarnya itu berkhasiat obat, dikira cuma tanaman hias biasa, padahal itu bisa dimanfaatkan,” ujarnya.
Lebih lanjut Rully mengajak kepada masyarakat Cilegon untuk menanam tanaman obat keluarga serta memanfaatkannya. Rully juga meminta kepada stakeholder atau pemegang kebijakan untuk terus mensosialisasikan secara masif pada masyarakat, memperkenalkan tanaman obat di lingkungan sekitar dan cara untuk memanfaatkannya.
“Tidak hanya menanam tapi juga memanfaatkan jika memiliki tanaman obat, ya bisa dimanfaatkan baik diri sendiri, keluarga, maupun tetangga sekitar,” terangnya.
Kemudian Rully menjelaskan terkait sistem penilaian dalam lomba Asman Toga tingkat Kota Cilegon tersebut, adalah dalam satu kelompok harus ada 5 rumah dan setiap rumah harus memiliki minimal 5 jenis tanaman obat yang berbeda. Ia melanjutkan, kemudian peserta bisa menjelaskan manfaat masing-masing tanaman yang dimiliki dan sudah memanfaatkan dari tanaman obat tersebut.
Sementara itu, Ketua Tim PKK Kota Cilegon Hany Seviatry berharap semua ibu-ibu bisa memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk bercocok tanam khusus tanaman obat bukan karena untuk lomba saja. “Saya berharap nanti ini bukan karena lomba saja,” pungkasnya. (LUK/RUL)
Tinggalkan Balasan