Kontradiksi Raksasa Sakit

 

MANCHESTER, BANPOS – Gelaran Liga Premier Inggris musim 2021/2022 berakhir. Dua raksasa sepakbola Inggris, Arsenal dan Manchester United dipastikan bertarung di kasta kedua kompetisi Eropa, Europa League, karena gagal menembus Liga Champions. Ada kontradiksi antara kedua klub raksasa yang tengah ‘sakit’ itu.

Manchester United dan Arsenal sejatinya masih berpeluang meraih tiket Liga Champions hingga pekan terakhir Premier League. Namun, kemenangan Tottenham Hotspur di laga terakhir membuat peluang itu pupus.

Bagi Manchester United, tentu ini menjadi sebuah kemunduran karena musim lalu mereka masih bertarung di Liga Champions meskipun terhenti di babak 16 besar. Inkonsistensi menjadi alasan buruknya performa klub yang musim depan bakal dilatih Erik Ten Haag itu.

Kiper Manchester United, David De Gea mengaku malu dengan performa timnya di musim ini. Performa mereka sangat tidak stabil sehingga mereka kehilangan banyak sekali poin.

Di pekan terakhir EPL-pun demikian. Mereka harus menelan kekalahan 1-0 atas Crystal Palace. “Saya ingin lekas melupakan musim ini,” buka De Gea kepada BBC Sports.

De Gea tidak menampik bahwa Manchester United memang bermain dengan sangat buruk sepanjang musim ini berlangsung. Saking buruknya, De Gea menyebut bahwa tidak ada satupun yang bisa dibanggakan dari performa timnya.

“Permainan kami sangatlah buruk. Tidak ada satupun yang bagus dari performa kami, dan situasi ini sangat berat bagi kami semua,” kata dia.

De Gea menyebut bahwa tidak ada yang perlu ditangisi dari penampilan memalukan Manchester United. Ia bertekad untuk membawa timnya bangkit di musim depan, sehingga ia meminta para pemain Setan Merah lekas move on.

“Ini waktunya bagi kami untuk beristirahat dan mempersiapkan pikiran kami untuk musim depan. Saya ingin siap 100 persen untuk musim depan dan berada dalam kondisi positif,” ujarnya.

Manchester United sebenarnya nyaris terlempar ke Confrence League untuk musim depan. Mereka berhutang budi kepada Brighton yang berhasil mengalahkan West Ham dengan skor 3-1.

Sementara, Arsenal yang musim lalu gagal mentas di kancah Eropa, musim ini bakal mendampingi Manchester United di Europa League. Arsenal juga menunjukkan peningkatan setelah musim lalu finish di peringkat delapan, musim ini di peringkat lima.

Analis Premier League, Steve Nicol melihat Meriam London semakin berkembang dibawah asuhan Mikel Arteta. Dia melihat Arteta mulai mengembangkan tim, gaya main Arsenal mulai terbentuk. Duia menilai klub seharusnya memberikan dukungan penuh kepada pelatih asal Spanyol itu.

“Saya kira yang dibutuhkan Arteta sekarang adalah mendapatkan tiga atau empat pemain baru yang bagus, pemain yang layak, pemain yang bisa membuat mereka jadi tim empat besar,” kata Nicol.

“Sebab, sekarang mereka sudah punya gayamain, tampaknya mereka sudah memahami apa yang dibutuhkan. Memang tidak selalu berhasil, tapi sepertinya mereka sudah punya dasar untuk mengembangkan tim,” tandasnya.

Sementara itu, Man City menjuarai Liga Premier Inggris musim ini setelah menekuk Aston Villa dengan skor 3-2 pada pertandingan pekan terakhir di Stadion Etihad, Manchester, Minggu.

Sempat tertinggal dua gol dari Aston Villa melalui Matty Cash serta Philippe Coutinho, Manchester City membalas dengan tiga gol berkat dwigol Ilkay Gundogan dan satu gol dari Rodri. 

Kemenangan ini membawa Manchester City menduduki posisi puncak klasemen akhir Liga Premier Inggris dengan perolehan 93 poin dari 38 pertandingan, unggul satu poin dari Liverpool yang berada di peringkat kedua.

Keberhasilan ini membuat Manchester City meraih gelar keempat Liga Inggris dalam lima musim terakhir, hanya gagal pada musim 2019/20 ketika Liverpool keluar sebagai juara.

Selain itu City, Liverpool, Chelsea dan Tottenham Hotspur yang masing-masing finis urutan satu, dua, tiga dan empat, berhak masuk Liga Champions. 

Sedangkan Arsenal dan Manchester United yang masing-masing finis urutan lima dan enam, masuk Liga Europa. Sementara West Ham United yang menduduki urutan ketujuh masuk Liga Conference Europa.

Adanya tujuh wakil Inggris dalam kompetisi Eropa karena salah satu dari empat besar Liga Inggris juga menjuarai Piala FA, yakni Liverpool.

Sementara itu, Burnley akhirnya terdegradasi menyusul dua tim sebelumnya yang sudah lebih dulu dinyatakan terlempar ke Liga Championship, yaitu Norwich dan Watford.(ENK)

 

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *