Rina Diantara Al dan Tranggono

SERANG, BANPOS –  Pj Sekda Banten M Tranggono  yang belum genap satu bulan menjabat, mendapatkan kritikan dari aparatur sipil negara (ASN). Tak hanya itu saja, hubungan Tranggono dengan Pj Gubernur Banten Al Muktabar disebut memiliki pihak ketiga, yaitu Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Banten, Rina Dewiyanti.

Informasi dihimpun BANPOS, Al Muktabar sering melakukan diskusi dalam semua bidang dengan Kepala BPKAD Banten Rina Dewiyanti, ketimbang dengan Pj Sekda Banten, M Tranggono.

“Kalau  dilihat dari keseharian tugas pemerintahan Pak Al Muktabar lebih memilih diskusi dan konsultasi dengan Bu Rina,” kata pegawai pemprov yang identitasnya minta dirahasiakan.

Dikatakannya, hampir setiap hari, Rina diundang oleh Al Muktabar untuk membahas dan mendiskusikan pekerjaan terkait semua hal.

“Bu Rina ini memang sosok yang cerdas. Semua orang mengakui kepintaran Bu Rina. Mungkin ini yang membuat seorang Pj  Gubernur Banten merasa nyaman dan nyambung,” terangnya.

Selain hampir tiap hari, tak jarang Rina Dewiyanti datang ke pendopo atau rumah dinas, sampai dua kali.

“Tak jarang Bu Rina membahas  tugas-tugas pemerintahan dengan Pak Al Muktabar berkali-kali,” katanya.

Bahkan katanya, Al Muktabar sering menelpon Rina berjam-jam membahas pemerintahan provinsi. “Lama banget, kalau Pak Al Muktabar nelpon Bu Rina, membahas pekerjaan. Tapi kasihan juga  bU Rinanya, kurang istirahat. Memikirkan Banten, padahal yang ditanyakan itu adalah seputar pekerjaan sekda,” ungkapnya.

Senada diungkapkan pegawai pemprov lainnya. Menurut  ASN yang sudah bekerja 15 tahun ini prihatin dengan kondisi kesehatan Rina Dewiyanti.

“Bu Rina sekarang sering kena serangan migrain mendadak,” ujarnya.

Serangan migrain terjadi pada hari Selasa lali usai acara rapat paripurna di DPRD Banten.

“Itu asli, Bu Rina waktu di dewan, ketika mendampingi Pak Al Muktabar, langsung pergi meninggalkan, dan saya lihat ada beberapa wartawan juga tahu kalau Bu Rina tahu pergi,” kata dia.

Dan yang terlihat kentara  kedekatan pekerjaan Bu Rina dengan Pak Al Muktabar, adalah ketika membantu menjawab pertanyaan wartawan. “Saya juga melihat kalau Bu Rina menjawab pertanyaan wartawan. Dan pernyataan Bu Rina itu membantu Pak Al Muktabar,” terangnya.

Adanya orang ketiga dalam hubungan Al dan Tranggono dirasa tidak mengejutkan, hal ini disebabkan adanya pro kontra di kalangan ASN, terutama terkait kekakuan dari Tranggono dalam berkomunikasi, dan kondisi psikologi ASN yang sedang terkotak-kotakkan.

Salah seorang ASN yang berada di OPD pelayanan menyatakan, Tranggono yang saat ini menjabat sebagai Pj Sekda Banten, dinilai kaku, sehingga keberadaanya tidak efektif.

“Melihat cara kepemimpinan Pak Tranggono di  Dinas PUPR beberapa waktu lalu, saya tidak yakin yang bersangkutan membawa dampak positif dan kenyamanan di lingkungan kerja,” katanya.

Ditambah lagi, Tranggono adalah pejabat eselon II Pemprov Banten hasil open bidding yang diduga bawaan langsung oleh Pj Gubernur Al Muktabar.

“Kenyamanan Pj Sekda Banten hanya dirasakan oleh Pj Gubernur. Dan saya menduga kalau Pak Tranggono tidak mampu menyatukan ASN pemprov yang terkotak-kotak. Karena ada ASN gerbong mantan Banten 1 (Wahidin Halim), dan gerbong atau barisan mantan Banten 2 (Andika Hazrumy),” ujarnya.

Saat ini saja, ASN pemprov sudah mulai  gelisah dan tidak nyaman dengan duet Al Muktabar dan Tranggono. “Kalau mau dicermati, hampir di semua OPD terlihat tidak berkenan dengan Pak Tranggono,” ujarnya.

Ketidaksenangan kepada Tranggono, selain kaku, Pj Sekda juga merupakan pendatang baru.

“Jadi posisi Pak Tranggono ini sebetulnya menambah panjang dan banyak ASN yang berkelompok,” jelasnya.

Namun, terdapat juga pendapat yang membela keberadaan Tranggono tersebut. “Saya pribadi melihat sosok Pak Tranggono ini pendiam, tapi terlihat perencanaan yang matang.  Bisa kerja lah,” kata salah seorang ASN di Dinas PUPR yang meminta identitasnya dirahasiakan.

Kepiawaian Tranggono, telah disaksikan langsung ketika dirinya menjadi bawahan langsung. “Pak Tranggono itu kan dulu pernah jadi Kepala Dinas PUPR,” katanya.

M Tranggono dilantik sebagai Pj Sekda  Banten  tanggal 23 Mei lalu. Pelantikan tersebut untuk mengisi kekosongan jabatan yang sebelumnya diisi oleh Al Muktabar. Sementara ia kini menjadi Pj Gubernur Banten.

M Tranggono dilantik berdasarkan Keputusan Gubernur Banten Nomor: 821/Kep.076-BKD/2022 tentang Pengangkatan Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Banten.

“Kebersamaan ini peta jalan baik untuk kita dalam rangka membangun Provinsi Banten. Secara internal, bagi Pemprov Banten jabatan Sekretaris Daerah sangat strategis dan penting,” ungkap Al Muktabar.

Menurutnya, dengan tugas-tugas Pj Gubernur Banten yang lebih spesifik, maka pihaknya mengajukan jabatan Sekda untuk segera diisi oleh Penjabat.

Al Muktabar berpesan kepada M Tranggono untuk melaksanakan tugas sesuai dengan sumpah dan janji jabatan, juga pada pakta integritas yang ditandatangani.

“Nantinya juga harus kita pertanggungjawabkan kepada Allah SWT. Kita akan mengedepankan kontrol publik, utamanya menghindarkan conflict of interest dalam agenda-agenda kita,” kata Al Muktabar pada acara pelantikan  Pj Sekda Banten, M Tranggono.

Usai dilantik, Pj. Sekda Provinsi Banten, Tranggono, mengatakan bahwa stigma jika ditunjuknya dia menjadi Pj. Sekda mendampingi Al Muktabar merupakan duet orang-orang yang dibuang pada zaman kepemimpinan mantan Gubernur Banten, Wahidin Halim (WH).

“Enggak pak, saya yakin ini bukan merupakan duet orang-orang yang dibuang (oleh WH), tetapi adalah (duet) berkah dari Allah. Saya bertugas di sini, saya tidak pernah tahu (kenal) pak Gubernur, ternyata saya ditugaskan di sini,” ujarnya.

Bahkan menurutnya, ketika ia dipindahkan dari jabatan Kepala DPUPR Provinsi Banten ke jabatan Staf Ahli Gubernur (SAG) oleh WH, dia anggap sebagai momentum untuk meningkatkan kapasitas dirinya, bukan dibuang.

“Cobaan itu ada dua, cobaan dalam kesenangan dan cobaan dalam keadaan kesedihan. Bahwa dimasukkan ke SAG seolah-olah dimasukkan ke dalam kotak. Enggak menurut saya, karena itu untuk membuka wawasan saya. Bedanya di SAG saya tidak punya pasukan, di Pj. Sekda saya punya pasukan,” tandasnya.(DZH/RUS/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *