MALINGPING, BANPOS – Ketua Umum Pengurus Besar (PB) Mathla’ul Anwar (MA) KH Embay Mulya Syarief dalam sebuah perhelatan Ceremonial Education di Perguruan MA Malingping menyebut bahwa pendidikan akhlak sangat penting bagi generasi muda pelajari. Menurutnya modal dasar pendidikan karakter generasi bangsa itu ada pada akhlak agama, dan inilah yang bisa memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dari berbagai terpaan kemajuan zaman.
Dikatakan Embay, generasi muda saat ini sebagian besar waktunya dipenuhi oleh terpaan digital, mereka asyik berselancar di wilayah dunia digital yang tanpa filter, sehingga fenomena ini bisa menyebabkan sikap apatis generasi muda terhadap lingkungan sendiri dalam ruang nyata.
“Ini sebuah keprihatinan besar bagi dunia pendidikan. Yang mana di satu sisi kita pun harus bisa menyesuaikan fenomena tadi dengan materi pembelajaran. Namun sisi lain kontrol di ruang itu sangat minim, kita pun kerap lengah bahwa di situ mereka tengah dibentuk oleh terpaan budaya baru yang majemuk dan tanpa sensor,” ungkap Embay dalam tausiyah silaturahminya di Perguruan MA, Malingping, Kamis (16/6).
Oleh karena itu, wahana dunia pendidikan harus bisa mengimbangi perkembangan peradaban tersebut. Yaitu dengan asupan pembelajaran akhlak, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan pergaulan.
“Karena kalau kita lengah terhadap pendidikan nilai akhlak pada mereka, itu sangat miris, akan bagaimana nanti karakter mereka di masa yang akan datang. Mereka secara tak langsung telah dibentuk oleh karakter ruang digital bebas yang tanpa dibatasi kaidah-kaidah moralitas. Ini bisa menjadi pemicu kehancuran eksistensi bangsa. Dan peran dunia pendidikan dan keluarga harus bisa memaksa memberikan edukasi akhlak dan adab. Karena hanya ini yang bisa mengimbangi bahaya dari terpaan karakter luar ke dalam pribadi mereka,” terangnya.
Pada bagian lain Embay mengingatkan, bahwa kehadiran Mathla’ul Anwar sebagai wahana pendidikan harus menjadi salah satu tonggak benteng moral generasi muda di Indonesia. Dikatakannya, bahwa kekuatan bangsa Indonesia ada pada semangat persatuan, cinta tanah air dan nilai moral yang dibangun oleh generasi para pejuang dulu hingga meraih kemerdekaan,
“Bangsa Indonesia lahir dari kesepakatan bersama. Lebih dari 700 suku dan bahasa ini tidak menjadikan kita terpecah belah, dengan tekad kebersamaan dalam berjuang kita berhasil keluar dari penjajahan. Namun saat ini bahaya bisa mengancam keutuhan bangsa dengan teknologi digital. Kita sebagai guru dan orang tua juga harus waspada, banyak postingan-postingan di media sosial yang liar dan terkesan tanpa nilai-nilai moral, itu bisa mengganggu keutuhan bangsa. Karena itu hanya dengan membiasakan penanaman nilai akhlak pada generasi muda yang bisa mencegah dari pengaruh tadi. Dan kita juga harus bijak dalam bermedia sosial, jangan terpengaruh oleh berbagai hasutan yang punya muatan kepentingan. Dan yang terpenting terus tanamkan edukasi akhlak pada anak-anak kita,” paparnya.(WDO/PBN)
Tinggalkan Balasan