Janji Al untuk adanya perbaikan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Banten masih mendapatkan tantangan. Pj Gubernur Banten, Al Muktabar, mengatakan bahwa pihaknya sudah mempersiapkan infrastruktur digital guna menghadapi PPDB. Selain itu, pihaknya juga telah menyampaikan tahapan-tahapan pelaksanaan PPDB kepada masyarakat, sehingga tidak ada yang terlewat.
Namun ternyata, fakta di lapangan ditemukan bahwa laman pendaftaran untuk Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMKN 1 Cilegon dan SMAN 2 Kota Serang tahun ajaran 2022 sejak Rabu(15/6), sampai Kamis (kemarin) galat.
Pada hari pertama pembukaan (Rabu), peserta sempat mengeluhkan tidak bisa melanjutkan pendaftaran.
Salah seorang siswa pendaftar, Ayat, Kamis (16/6) mengaku sejak hari pertama perintah dalam link pendaftaran selalu bermasalah. “Saya sudah lebih dari 10 kali daftar, tapi sangat sulit.” katanya.
Ia mengaku khawatir, jika hal tersebut sengaja diciptakan agar proses pendaftaran ,hanya diperuntukan bagi siswa titipan. “Semoga ini tidak benar (ada siswa titipan). Tahun kemarin saudara saya juga kesusahan masuk ke link sekolah yang sama, karena error nggak bisa dibuka,” katanya.
Robi seorang calon wali murid mengeluhkan akan errornya website PPDB SMAN 1 Cilegon. Kondisi itu membuat dirinya kesulitan saat mendaftarkan sang anak.
“Jadi di web tersebut sistem sudah terdaftar, sistem sudah terdaftar saja, dari semalam jadi tidak masuk-masuk website nya eror,” kata Robi saat ditemui di sekolah SMAN 1 Cilegon.
Ia menduga, galatnya website PPDB Banten 2022 di SMA 1 Cilegon lantaran tidak kuat menampung jumlah pengunjung situs dalam satu waktu.
Hal yang sama juga sempat terjadi di sekolah lainnya, sistem di SMAN 2 Krakatau Steel (KS) juga mengalami gangguan pada Rabu (15/6). Hal itu juga dikeluhkan orang tua siswa, Vita Feronita. Ia datang ke sekolah penuh perjuangan karena antri verifikasi berkas.
“Iya hari ini mah lancar paling antri pas verifikasi berkas aja,” ujarnya.
“Kemarin yang gangguan sistemnya pas pendaftaran. Tapi sekarang mah ngga ada kendala sistemnya tadi pas penarikan titik koordinat,” sambungnya.
Ternyata, temuan tersebut tidak hanya didapatkan di Kota Cilegon, namun juga terjadi di Kota Serang. Anggota Komisi V DPRD Banten Umar Bin Barmawi menyatakan, adanya website sekolah di Kota Serang sulit diakses.
“Hari Rabu, saat pendaftaran pertama PPDB Online di SMAN 2 Kota Serang, linknya down, dan saya minta agar sekolah tersebut mempersiapkan semuanya harus matang ” ujarnya.
Ketua Komisi V DPRD Banten, Yeremia Mendrofa mengakui jika pelaksanaan PPDB Online masih ada kekurangan. “Sempurna mungkin belum lah, banyak sana- sini yang perlu dibenahi dan tentu butuh komitmen semua stakeholder semangat pembenahan tersebut,” katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dindikbud) Provinsi Banten, Tabrani, beberapa waktu yang lalu sempat menyampaikan kepada awak media bahwa dirinya akan jarang memegang telepon genggamnya pada saat pelaksanaan PPDB. Hal itu dilakukan salah satunya sebagai langkah dirinya dalam menghindari berbagai permintaan orang-orang yang berkaitan dengan pelaksanaan PPDB. Sehingga saat BANPOS mencoba menghubungi, teleponnya mailbox. Begitupun pesan tertulis yang dikirim BANPOS hanya ceklis satu.
Berdasarkan salah seorang guru yang enggan disebutkan namanya menyatakan, adanya kendala jaringan pada mekanisme PPDB tingkat SMA tidak terjadi pada semua portal atau website. Menurutnya, website yang mengalami kendala hanya yang dikelola oleh Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS).
“Website yang dikelola oleh MKKS itu eror, kalau yang dikelola mandiri oleh sekolah mah enggak,” ucapnya.
Salah satu sumber BANPOS mengungkapkan bahwa pada mekanisme PPDB zonasi ini menjadikan masyarakat dilema. Bagaimana tidak, sejumlah masyarakat yang mengeluhkan jarak rumah ke sekolah yang terlampau jauh.
“Misal dari Walantaka yang dilema masuk ke SMA, anaknya ingin masuk SMAN 1 Ciruas, tapi jaraknya kejauhan. Ketika ingin mendaftar di sekolah yang berada di Kecamatan Walantaka, SMKN 3 Kota Serang, tetap masih kejauhan,” ujarnya.
Ia mengungkapkan tahun 2021 zonasi ditentukan maksimal 1,7 jarak rumah ke sekolah. Untuk jarak rumah yang di Kecamatan Walantaka, masyarakat yang anaknya ingin mendaftar ke SMAN 1 Ciruas merasa dilema karena terlalu jauh hampir 4 kilometer. Begitupun jarak ke SMKN 3 Kota Serang, yang dinilai cukup jauh dan tidak memenuhi jarak maksimal pada tahun tersebut.
“Kejauahan, warga Walantaka nangis-nangis minta ke Ciruas tapi jauh. Di SMKN 3 Kota Serang yang berada di Walantaka juga jauh. Jadi tidak terjangkau di kedua sekolah itu,” katanya.
Ia mengatakan dengan jarak yang tidak terjangkau itu seolah-olah masyarakat di daerah itu tidak diperkenankan masuk ke sekolah negeri.
“Jadi seolah-olah nggak boleh masuk sekolah negeri, karena enggak ada sekolah terdekatnya,” tandasnya.
Kepala Sekolah SMKN 1 Cilegon, Widodo dalam pesan tertulisnya meminta masyarakat yang kesulitan mengakses pendaftaran untuk langsung datang ke lokasi. “Saya kebetulan baru selesai Bimtek (bimbingan teknis), apabila memang ada yang kesulitan masuk link, bisa hadir langsung kita layani,” katanya
Widodo mengaku telah melakukan komunikasi agar memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang datang, menanyakan mengenai pendaftaran ke sekolah. “Saya sudah berkoordinasi dengan panitia.Sampaikan saja persoalannya, Insyaallah kami siap melayani dengan baik,” terangnya.(MUF/LUK/RUS/PBN)
Tinggalkan Balasan