Aje Kendor Milik Siapa?

POTENSI tidak bersatunya duet Aje Kendor pada gelaran Pilwalkot mendatang mendapat respon dari tokoh masyarakat Kota Serang, Agus Setiawan. Ia yang merupakan salah satu tim pengusung duet Aje Kendor itu menegaskan bahwa keduanya harus kembali bersatu pada gelaran Pilwalkot nanti.

Dengan bersatunya kembali Syafrudin-Subadri pada Pilwalkot 2024, maka keduanya pun dapat kembali bergerak dengan jargon yang sama seperti 2018 lalu yakni Aje Kendor.

“Kalau saran saya yah, saya mengenal baik keduanya. Maka sebaiknya bersatu lagi. Tentu dengan perbaikan sistem hubungan yang lebih baik untuk kebaikan bersama. Kalau seperti itu, maka tagline Aje Kendor tidak perlu diperdebatkan,” ujarnya.

Persoalan tagline sebenarnya kerap diperbincangkan di kalangan masyarakat maupun pejabat di lingkungan Kota Serang. Pasalnya, tagline Aje Kendor seolah sudah dijadikan sebagai ikon Kota Serang, baik dalam bentuk jargon, ornamen dan berbagai publikasi Pemkot Serang.

Hal itu pun membuat masyarakat dan pejabat di Kota Serang mempertanyakan, jika nantinya Syafrudin dan Subadri akan saling melawan di kontestasi Pilwakot, siapa yang akan menggunakan tagline Aje Kendor. Meskipun saat ini diketahui, Subadri sudah membuat tagline sendiri yakni ‘Tulung Weh’.

Agus pun menegaskan bahwa apabila keduanya tidak lagi bersama, maka keduanya dilarang untuk menggunakan tagline Aje Kendor. Agus mengaku bahwa tagline Aje Kendor akan dikembalikan ke pemilik awalnya yakni perkumpulan Bahasa Jawa Serang.

“Kalau keduanya pecah kongsi, maka tidak boleh ada yang menggunakan tagline Aje Kendor. Karena saya yang menciptakan tagline tersebut. Tidak boleh digunakan. Maka saya akan kembalikan tagline tersebut kepada perkumpulan Bahasa Jawa Serang, dimana saya sebagai pembinanya,” kata Agus.

Bahkan menurutnya, jika Syafrudin maupun Subadri memaksakan diri untuk menggunakan tagline Aje Kendor dalam Pilwalkot nanti, maka dirinya tidak segan untuk mengambil langkah hukum terkait dengan hal itu.

“Kalau perlu saya udag-udag (kejar) kalau memang pecah kongsi namun digunakan lagi (taglinenya). Gak boleh, siapapun tidak boleh gunakan Aje Kendor kalau pecah kongsi. Berhadapan dengan saya. Kita uji di pengadilan nanti,” ucapnya.

Menurut Agus, sebenarnya pasangan tersebut masih bisa kembali bersatu. Namun syaratnya adalah keduanya saling mawas diri, sadar akan kemampuan serta potensi dan juga kekurangan yang dimiliki oleh diri mereka sendiri.

“Jika keduanya digabungkan, maka akan menjadi kekuatan untuk kepentingan masyarakat. Tapi kan banyak saya dengar ketidakpuasan terhadap kinerja keduanya, maka akan sulit. Kan banyak yang saling memegang ego, tidak ada kesadaran untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat. Maka dari itu, kesadaran yang saya sampaikan adalah bagaimana memperbaiki kondisi untuk diorientasikan kepada masyarakat,” tandasnya. (DZH/ENK)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *