Gobel: Tanpa Kerja Keras Petani Dan Nelayan, Kita Bisa Kewalahan

BANYUWANGI, BANPOS – Wakil Ketua DPR Bidang Koordinator Industri dan Pembangunan (Korinbang) Rachmat Gobel, mengucapkan terima kasih kepada nelayan dan petani di seluruh Indonesia.

“Kita, bangsa Indonesia, harus berterima kasih kepada petani dan nelayan di seluruh Indonesia. Di tengah climate change dan krisis pangan dunia, petani dan nelayan kita tetap gigih menyediakan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia,” kata Gobel, saat melakukan kegiatan Kenduri Bahari di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu (28/8).

Acara berlangsung di dua tempat. Pertama, di Teluk Pangpang, Dusun Kali Watu. Kedua, di Dusun Pondok Asem.

Kedua tempat yang cukup berjauhan itu masih berada dalam satu desa, yaitu Desa Kedungsari, Kecamatan Tegaldlimo.

Acara pertama adalah kegiatan larung di Teluk Pangpang, sedangkan acara kedua adalah penanaman pohon mangrove.

Penanaman pohon mangrove ini berlangsung di tempat bersejarah, yaitu di petilasan Naya Genggong, seorang penasihat Raja Brawijaya V, raja terakhir Majapahit.

Kegiatan yang diadakan oleh DPW Partai Nasdem Jawa Timur ini, turut dihadiri Anggota DPR Charles Meikyansyah dan Ketua DPW Partai Nasdem Jawa Timur Sri Sajekti Sudjunadi atau biasa disapa Janet.

Gobel mengatakan, saat ini dunia sedang dihadapkan pada dua tantangan. Pertama, climate change atau perubahan iklim. Hal ini berdampak pada kehidupan pertanian yang tidak pasti. Sehingga, menurunkan kuantitas panen tanaman pangan.

Kedua, konflik Rusia-Ukraina yang berdampak pada terganggunya rantai pasokan pupuk dan pangan dunia.

Dua hal inilah yang mengakibatkan kenaikan harga pangan di seluruh dunia, dan berkurangnya pasokan pangan di mana-mana.

“Berkat kerja keras petani dan nelayan Indonesia, bangsa Indonesia tidak kekurangan pasokan pangan. Tanpa perjuangan, kerja keras, serta ketekunan petani dan nelayan, kita bisa dihadapkan pada kesulitan,” tutur Gobel.

“Jika itu terjadi, dampaknya tidak hanya pada soal pangan. Tetapi juga bisa berdampak pada ketahanan nasional dan stabilitas politik. Bisa menjadi krisis multidimensi. Alhamdulillah semua itu tak terjadi,” imbuhnya.

Gobel mengingatkan, sebagai bangsa beragama, bangsa Indonesia harus memperbanyak syukur atas besarnya tiga karunia Tuhan YME.

Pertama, Indonesia memiliki tanah dan laut yang luas. Kedua, tanah Indonesia subur dan lautnya kaya dengan beragam ikan. Ketiga, iklim Indonesia yang ramah, sehingga bisa bertani dan melaut sepanjang tahun.

“Jadi, kita harus banyak bersyukur. Jangan menyia-nyiakan karunia Tuhan ini dengan malas-malasan,” ucap Gobel.

Menurutnya, rasa syukur itu juga harus berupa kebijakan yang tepat dan tata kelola pemerintahan yang benar.

“Jika kita suka main impor, maka petani dan nelayan pun akan dirugikan. Akhirnya, petani bisa enggan menanam, seperti terjadi pada kedelai. Jadi, Bapak dan Ibu suka impor tidak?” tanya Gobel.

Massa menjawab serentak, “Tidaaak!!!”.

Pertanyaan itu diajukan beberapa kali dan selalu dijawab sama: Tidak. (RMID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *