HNW: Masjid Harus Kuatkan Persaudaraan Dan Cegah Radikalisme

KLATEN, BANPOS – Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyebutkan semangat hijrah menghadirkan semangat baru yang menyatukan dan mengukhuwahkan umat, menjadi basis bagi Islam yang rahmatan lil alamin.

Dengan mengimplementasikan nilai-nilai hijrah dalam manajemen masjid maka realisasi dari semangat memakmurkan masjid yang mengukhuwahkan umat dan mewujudkan islam yang rahmatan lil alamin, menjadi sangat penting.

“Semangat ukhuwah dan Islam yang rahmatan lil alamin adalah hasil dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW. Maka bila kita menginginkan manajemen masjid yang mengimplementasikan nilai-nilai hijrah maka perlu realisasi dari semangat ukhuwah dan prinsip Islam yang rahmatan lil alamin,” kata Hidayat Nur Wahid dalam Tabligh Akbar dengan tema Implementasi Nilai-Nilai Hijrah dalam Manajemen Masjid: Sebuah Refleksi 108 Tahun Masjid Raya Al Muttaqun di Prambanan, Klaten, Minggu (22/8).

Hadir dalam Tabligh Akbar ini Ketua Yayasan Masjid Raya Al Muttaqun K.H. Abdul Hakim dan para jamaah dari berbagai Ormas Islam, Muspika dan Kokam Muhammadiyah.

Menurut Hidayat Nur Wahid, hijrah yang dilakukan Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah memberi nuansa progressif dalam kehidupan keagamaan Islam. Dalam konteks hijrah, masjid menjadi tempat kegiatan untuk memakmurkan umat.

“Maka demikianlah, sejak awal komitmen masjid Al Muttaqun adalah masjid raya untuk mengukhuwahkan umat,” ujar HNW, sapaan Hidayat Nur Wahid.

Masjid Raya Al Muttaqun terletak di perbatasan antara Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Masjid Raya Al Muttaqun berada di antara Prambanan Klaten dan Prambanan Sleman.

“Masjid Raya Al Muttaqun mengukhuwahkan umat baik di Prambanan Klaten maupun Prambanan Sleman, bahkan antara Umat Islam di Indonesia dengan dunia internasional,” kata Hidayat Nur Wahid yang juga Ketua Pembina Yayasan Masjid Raya Al Muttaqun.

Hidayat menambahkan, semangat hijrah itu mestinya diadopsi maksimal sehingga menghasilkam program dan kegiatan-kegiatan masjid Al Muttaqun yang mengukhuwahkan dan mensukseskan hijrah baik untuk pengisi pengajian, program-program unggulan Masjid, maupun para jamaah dari berbagai latar belakang baik Muhammadiyah, NU, dan lainnya.

“Sekalipun jamaah memiliki latar belakang berbeda, tapi semuanya bisa masuk dalam kategori muttaqin, dan karenanya layak untuk memakmurkan masjid,” sebutnya.

Hidayat mencontohkan, Rasulullah bukan hanya mengukhuwahkan kaum Muhajirin dan kaum Anshar, tapi juga antara kaum Muhajirin dengan Muhajirin, dan kaum Anshar dengan Anshar, serta kaum Muhajirin dan kaum Anshar, tanpa menghilangkan kekhasan masing-masing kaum.

Islam, tegas Hidayat, tidak menghilangkan dan menegasikan kekhasan masing-masing kaum. Bahkan Islam sangat menghormati kekhasan masing-masing kaum. Prinsip yang sama seperti Bhinneka Tunggal Ika. Kebhinnekaan tetap dihormati, sedangkan Ika adalah semua hamba-hamba Allah.

Maka, lanjutnya, semangat berukhuwah ini sekaligus semangat menghormati keragaman yang ada, menjadi basis rahmatan lil alaminnya Islam, yang karenanya pasti jauh dari sikap negatif seperti ekstremisme, radikalisme. Masing-masing pihak diapresiasi dan mendapat posisi, peran, dan penghormatan.

Bukan mempertajam keragaman, tetapi keragaman sebagai sarana fastabiqul khairat (berlomba mewujudkan berbagai kebaikan). _Kita menghormati kekhasan masing-masing sekaligus menghadirkan fastabiqul khairat,” tambahnya.

Hidayat berharap, nilai-nilai yang terkandung dalam surah At Taubah ayat 18 tentang hakikat siapa yang memakmurkan masjid dapat menghadirkan dampak dari hijrah untuk makmurnya Masjid, kemudian menghadirkan dampak progressif untuk pengelolaan masjid yang menjadi basis hadirnya komunitas Islam yang moderat dan rahmatan lil alamin.

Dengan semangat syukuran 108 tahun masjid raya Al Muttaqun, nilai-nilai hijrah diimplementasikan dalam pengelolaan dan manajemen masjid yang lebih baik sehingga dapat melipatgandakan manfaat untuk jamaah, melipatgandakan jumlah jamaah, serta menghadirkan masyarakat yang lebih guyub, rukun, shaleh, rahmatan lil alamin, dan menggambarkan Bhinneka Tunggal Ika.

“Untuk berkontribusi bagi Indonesia yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur,” pungkasnya.(RMID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *