JAKARTA, BANPOS – Anggota Komisi III DPR, Aboe Bakar Alhabsy kini bisa bernapas lega. Laporan dugaan pelanggaran etik terkait panggilan “sayang” saat rapat kerja antara Komisi III DPR dengan Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, resmi dihentikan. Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) menyatakan , panggilan sayang yang sempat bikin heboh itu, terbukti tidak ada pelanggaran etik.
Keputusan itu diambil setelah MKD menggelar rapat pleno terkait laporan dugaan etik terhadap Aboe Bakar, kemarin. Ada 2 laporan dugaan pelanggaran etik yang masuk ke MKD terhadap Aboe. Pertama, politisi PKS itu dilaporkan atas nama perseorangan oleh Bagues Yoga Nandita pada Kamis (25/8). Laporan kedua datang dari DPP Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB), Jumat (26/8).
Dalam rapat pleno yang berlangsung singkat itu diputuskan, laporan dugaan etik terhadap Aboe Bakar tidak dilanjutkan. Alasannya, panggilan sayang yang keluar dari HP milik Aboe Bakar saat rapat tengah berlangsung, tidak ada unsur kesengajaan.
“Rapat MKD yang dilaksanakan secara hybrid memutuskan perkara panggilan sayang saat RDP dengan Kapolri kemarin dihentikan dan dinyatakan tidak ada pelanggaran kode etik DPR,” kata Wakil Ketua MKD DPR, Habiburokhman di Komplek Parlemen, Jakarta, kemarin.
Keputusan itu diambil setelah membacakan keterangan dari para pelapor dan mendengar konfirmasi terlapor, yakni Aboe Bakar. Habiburokhman menuturkan pengakuan Aboe Bakar bahwa sambungan telepon suara ‘sayang’ itu berasal dari sang istri.
“Jadi Teradu tidak sengaja mengangkat HP dari istrinya saat speaker HP dan speaker meja menyala,” jelasnya.
Seperti diketahui, rapat kerja antara Komisi III DPR dengan Kapolri pada Rabu (24/8) sempat menuai sorotan dan viral di media sosial. Pemicunya, yakni soal suara ‘sayang’ yang keluar lewat pengeras suara, saat rapat sedang memasuki tahap penyusunan kesimpulan.
Insiden ini sempat memancing gelak tawa peserta rapat. Sebab, suaranya terdengar cukup jelas. Habiburokhman yang saat itu sedang berbicara, sempat menjadi tertuduh sebagai sumber dari suara sayang itu. Politisi Gerindra bahkan sempat geram dengan dikaitkan dengan asal suara sayang itu. Bahkan, dia sampai membuat taruhan hingga Rp 10 miliar, kepada siapa yang bisa membuktikan bahwa suara sayang itu muncul dari ponselnya.
Belakangan, diketahui, suara sayang yang kemudian jadi viral di media sosial itu, ternyata berasal dari Aboe. Politisi PKS itu mengatakan bahwa panggilan sayang itu berasal dari istrinya. Aboe yang juga merupakan Ketua MKD DPR itu menyampaikan permohonan maaf dan mempersilahkan masyarakat untuk mengadukan dirinya ke MKD.
Warganet yang sebelumnya ikutan heboh dan mencibir Aboe Bakar, justru adem ayem setelah MKD resmi menghentikan kasus itu. “Ketua Ketua MKD (Mahkamah Kehormatan Dewan) dilaporkan ke MKD. Bijimane ceritanye,” cuit @Isyavana1 dengan emoji tertawa. “Mungkin yang dilakukan Aboe Bakar bukan pelanggaran hukum, tapi sangat tidak etis. Kader PKS pula lagi. Apa yang bisa diharapkan dari kader-kader partai ini? Minta maaf aja susah banget. Dasar PKS.,” timpal @cacing_gurun.
Namun, akun @AnggieffanAnggi menganggap, kasus tersebut hal biasa yang tak perlu dibesar-besarkan. “Panggilan sayang waktu rapat di dpr biasa aja tuh,” katanya. “Hal kayak recehan gini ko dibahas sih,” sentil @ali_udin99.
Akun @zarazettirazr menilai orang-orang yang mempersoalkan kasus panggilan sayang ini kurang kerjaan. “gada kerjaan atau ini lapor melapor adalah kerjaanmu?” tanya dia. “Yang lapor Jomblo seumur Hidup,” sindir @SunandarSu1. “… Kasihan banget nggak pernah dapat panggilan sayang jadi sekalinya dengar dari selingkuhan. Kita mah biasa, nada dering wa dari suami mah pakai sayang,” bela @nurhasnahali.
Tapi ada juga yang buruk sangka pada suara sayang tersebut. Menurut @Prasetyo9Hh kasus panggilan sayang itu tidak bisa diselesaikan di MKD. “Enggak perlu MKD… Langsung aja ke KUA dinikahkan saja,” curiganya. “PKS… Panggilan Kakak Sayang… PeKokSih…,” cibir @AnggoroWok. (RMID)
Tinggalkan Balasan