Cagar Budaya Peninggalan Belanda Direvitalisasi 

LEBAK,BANPOS- Salah satu Cagar Budaya bersejarah di Kabupaten Lebak yaitu water toren atau tempat penampungan air yang dibangun sejak zaman penjajahan Belanda kini direvitalisasi. Water toren tersebut terletak di Kampung Pasir Tariti Kecamatan Rangkasbitung atau tepat bersebelahan dengan Makam Pahlawan.

Kepala Bidang Destinasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Lebak, Usep Suparno mengatakan, water toren ini dibangun pada tahun 1931 yang pada saat itu digunakan untuk menyalurkan air bersih dari Gunung Karang ke Residen Rangkasbitung.

“Dulu pada zaman penjajahan,di Lebak terdapat dua penyalur air bersih. Pertama di perbatasan Lebak-Pandeglang, kedua Menara Water Toren di samping kantor ini,” kata Usep Kepada BANPOS saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (6/10).

Usep menjelaskan, Menara Water toren ini telah ditetapkan sebagai cagar budaya Kabupaten Lebak berbarengan dengan Museum Multatuli dan rumah Multatuli. Menurutnya, dengan adanya revitalisasi bangunan bersejarah ini dapat meningkatkan kualitas visi wisata di Kabupaten Lebak.

“Ketika Multatuli ada disini tahun 1856, Rangkasbitung sudah menjadi Ibukota Kabupaten Lebak. Oleh karena itu, Rangkasbitung membutuhkan pasokan air untuk masyarakat yang ada di kota Rangkasbitung,” jelas Usep

Menurutnya, salah satu hal yang menarik dari Menara Water Toren ini ialah tidak ditemukannya mesin penyalur air. Menurutnya, penyaluran air ada saat itu hanya menggunakan besi dengan ukuran lorong yang cukup besar.

“Kita akan tetap menjaga bangunan aslinya, dimana besi-besi penyalur masih ada dan cukup jelas terlihat tata letaknya. Sebenarnya di sekitar Pemda Lebak juga masih ada besi peninggalannya, namun karena sudah tertimbun jadi tak nampak,” ujar Usep.

Ia menerangkan, di Kabupaten Lebak sendiri memiliki 65 Destinasi Cagar Budaya yang ditetapkan dari berbagai golongan seperti, Budaya Nasional, Provinsi dan Kabupaten.

“Semua yang ditetapkan sebagai cagar budaya itu tidak hanya bangunan pemerintahan saja. Seperti Water Toren ini misalnya, bangunan tersebut kaya akan sejarah yang mesti banyak diketahui oleh masyarakat dan wisatawan,” terangnya.

Usep berharap, dengan direvitalisasinya salah satu cagar budaya di pusat Kota Rangkasbitung ini dapat membawa berbagai manfaat untuk masyarakat. Baik dari penambahan destinasi wisata maupun dari segi ekonomi masyarakat sekitar.

“Ya semoga sebelum Desember sudah selesai perbaikannya, jadi ketika masyarakat maupun wisatawan di luar Lebak tidak hanya mengunjungi museum, namun ada destinasi baru juga yakni bangunan bersejarah,”tandasnya.(MG-01/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *