CILEGON, BANPOS – Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah berbasis digital diminta untuk dipasarkan. Hal ini dikatakan Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta disela-sela kunjungan Deputi Kementrian Koperasi dan UKM disalah satu pusat incubator UMKM, Rabu, (2/11). “Jadi, kami meminta pemasaran harus berbasis digital dan seluruh UMKM tidak lagi manual,” kata Sanuji.
Lebih lanjut, Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini menuturkan, semua produk UMKM harus bergerak ke digitalisasi. Bisa saja ke plafon digital, kemudian masuk di marketplace, dan bisa melakukan promosi serta sosialisasi lewat dunia maya. Karena menurutnya, saat ini sudah serba digital.
“Kalau sudah masuk di dunia digital, artinya sudah optimal. Salah satu kendala ini yang nampaknya harus dibenahi. Punya handphone, tapi belum maksimal untuk mempromosikan produk-produknya. Sementara ini, mereka memakai media sosial. Jadi untuk promosi di dunia digital ya harus perlu kebiasaan juga pelatihan. Karena memang dalam dunia digital juga harus ada yang mengelola,” tuturnya.
Kemudian dikatakan, Sanuji salah satu strategi lainnya yaitu membuat sebuah aplikasi. Dimana jumlah UMKM sebanyak 20 ribu, bisa terpantau semua. Karena, dengan demikian, bisa dilihat grafik dari perkembangan UMKM tersebut.
“Dan saat ini, diakui oleh kami, bahwa Dinas Koperasi dan UMKM belum punya aplikasi pendataan. Mana yang masih berjalan, yang masih hidup, karena dari 20 ribu itu harus dipantau dengan jelas. Ada UMKM yang juga sudah ekspor, diantaranya Labeur Jahe di Kecamatan Purwakarta. Nah, ini salah satu contoh yang bisa ditiru oleh UMKM lainnya,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, Deputi Kewirausahaan Kemenkop dan UKM RI, Ethy Budiningsih, mengatakan, kedatangan pihaknya untuk menilai sampai sejauh mana pemberdayaan UMKM dan pusat incubator yang ada di Kota Cilegon.
“Kami selalu rutin melakukan pendataan dan melakukan verifikasi untuk memastikan keberadaan incubator dan juga UMKM. Baik itu di kantor Pemerintah Dinas Koperasi, maupun turun langsung ke UMKM-UMKM yang ditunjuk untuk dilakukan verifikasi,” ujarnya.
Dikatakan Ethy, sebagai ujung tombak perekonomian, UMKM diberbagai wilayah, mampu menunjukkan kebermanfaatannya. Salah satu contohnya adalah, mampu mengkaryakan kreatifitas pada bidang usaha tertentu. Sejauh ini Cilegon, kata dia, sudah mampu menunjukkan ada pergerakan yang bagus dalam UMKM. Dimana, salah satu produknya bisa ekspor ke luar negeri, yakni Labeur Jahe.
“Ini sebuah inovasi dan terobosan yang bagus dalam mengembangkan UMKM. Kami tadi sudah melihat beberapa produk kemasan, packagingnya sudah bagus-bagus. Permodalan juga bagus, pemasaran melalui basis digital bagus. Namun memang ada beberapa syarat administrasi yang harus ditempuh, supaya lulus dan mendapat sertifikat. Kami berharap UMKM di Cilegon, maju dan berkembang,” tandasnya. (LUK/RUL)
Tinggalkan Balasan