INDONESIA, BANPOS – Nota Kesepahaman antara PT Trinity Optima Production (Indonesia) dengan Asimula Inc (Korea Selatan) di-teken di Wisma Duta Besar RI di Seoul pada Rabu (2/11/2022). Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Republik Korea, Gandi Sulistiyanto.
Dubes Sulis –sapaan akrab Gandi Sulistiyanto—menyatakan, dia menyambut baik kolaborasi antara pelaku industri musik dan digital antara Indonesia dan Korea Selatan ini. Dia menegaskan, ini adalah contoh nyata, bahwa generasi muda produktif dalam mencari celah kolaborasi industri kreatif dan digital.
“Satu pesan saya, agar kerjasama ini tidak bersifat one time off, melainkan terus berkesinambungan,” ujar alumni Universitas Diponegoro, Semarang ini, dikutip dari rilis resmi Kedutaan Besar RI (KBRI) di Seoul.
Lebih lanjut Dubes Sulis menyampaikan, musik adalah salah satu sub-sektor yang paling potensial.
Karena itu, katanya, seyogianya kerjasama industri kreatif di Indonesia dikuatkan dari hilir sampai hulu.
Hal ini tercermin di Korea Selatan, dimana industri kreatif menjadi salah satu tulang punggung perekonomian negaranya. Dalam suatu drama Korea, Sulis mencontohkan, dapat ditemukan, tidak hanya aktor dan aktris, tetapi juga K-fashion (busana), K-drama (drama serial) dan K-food (gastronomi/kuliner). Dengan kata lain, promosi kreatif sangat targeted pada seluruh pelaku industri kreatif.
Kerjasama ini, jelas Sulis lagi, bertujuan meningkatkan akses pelaku industri entertainment, khususnya musik, dari Indonesia ke Korsel dan sebaliknya. Apalagi kemajuan industri entertainment di Korsel sangat pesat. CEO Trinity Optima Production dari Indonesia, Yonatan Nugroho menekankan, salah satu kunci suksesnya adalah mekanisme grooming talenta kreatifnya.
Untuk diketahui, Trinity menaungi berbagai artis ternama di Tanah Air, termasuk Afgan, Sherina Munaf, Maudy Ayunda, Armand Maulana dan Lesty Kejora.
Sedangkan CEO Asimula Inc, Asim Fauzi menyampaikan, kerjasama akan fokus pada produksi digital di tahap pertama. Tahap kedua, di bidang musik dan ketiga, di industri perfilman dan TV.
Pandemi Covid-19 selama dua tahun ini menyebabkan masyarakat terbiasa melihat penampilan artis hanya secara digital. Karena itu, kedua pihak akan berupaya menggabungkan sektor teknologi dan entertainment. Hal ini bertujuan untuk membawa talenta kreatif Indonesia ke pentas dunia, tidak hanya Korea Selatan.
Pada sesi diskusi, dibahas mengenai kepiawaian Korsel dalam mengolah suatu bidang industri kreatif yang tradisional, seperti music, menjadi sesuatu yang kekinian dan menyentuh selera generasi anak muda. Salah satunya adalah lagu Arirang, yang dapat dikembangkan menjadi pop, jazz dan rock.
Di Indonesia, musik tradisional seperti Dangdut dan Campur Sari, juga dapat semakin dikembangkan.
Salah satu kerjasama potensial yang dapat dilakukan yaitu pemutaran lagu Indonesia yang bersejarah, seperti Bengawan Solo dan disandingkan dengan Arirang.
Acara penandatanganan yang diselenggarakan secara hybrid ini juga dihadiri secara luring oleh media ternama di Korsel dan Indonesia serta K-Vibes, platform generasi muda penggemar K-Pop dan Drakor di Indonesia. (RM.ID)
Tinggalkan Balasan