Soal Kasus Gagal Ginjal Anak, DPR Minta BPOM Tegas

JAKARTA.BANPOS- Wakil Ketua Komisi IX dari Fraksi PDIP, Charles Honoris meminta, kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk lebih tegas dalam menjelaskan kepada publik tentang siapa yang harus bertanggung jawab terkait kasus gagal ginjal anak.

Pertanyaan ini mencuat saat Anggota Komisi IX DPR melakukan rapat kerja Komisi IX bersama Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala BPOM Penny K. Lukito, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Gabungan Perusahaan Farmasi Indonesia, serta IPMG di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (2/11).

“Dari tadi masih belum jelas. Siapa yang bertanggungjawab atas masalah ini? Apakah industri farmasinya? Apakah suppliernya? Harus jelas ini. Lalu, apakah industri farmasinya ada kesengajaan? Apakah suppliernya ada kesengajaan? Ataukah ada kelalaian?” ujar Charles.

Kepada Kepala BPOM Penny K. Lukito, Charles juga merasa belum mendapat kejelasan tentang bagaimana obat sirup anak yang sudah dapat izin edar BPOM tiba-tiba ditarik dari peredaran karena tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

“Ibu Penny belum bisa menjelaskan, bagaimana obat yang sudah mendapat izin edar BPOM tiba-tiba tercemar di dalamnya. Kita disini bukan mencari kambing hitam. Tapi kita sedang mencari kebenaran. Saya setuju penegakan hukum harus dijalankan. Tapi objek dan subjeknya harus jelas.” lanjut Charles.

Lebih lanjutCharles menegaskan, dirinya meminta kepada BPOM untuk segera memberikan kepastian, apakah industri-industri farmasi yang obat sirupnya bermasalah ini melakukan kecurangan atau di lain pihak, para pemasok dan supplier bahan pelarut etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) ke industri farmasi yang curang.

“Kalau ada kesengajaan di industri farmasi, diproses secara hukum. Kalau ada kecurangan di sisi pemasok, diproses hukum. Ini harus ada yang bertanggungjawab. Saya yakin Gabungan Perusahaan Farmasi memiliki semangat yang sama. Bagaimana menyehatkan rakyat Indonesia. Bagaimana bersama-sama memajukan industri kesehatan di Indonesia. Saya ingin teman-teman ikut proaktif membantu mengungkap proses ini,” tambah Charles.

Di akhir kesempatan, Charles juga meminta asosiasi gabungan farmasi untuk lebih aktif mengedukasi anggotanya dalam hal perlindungan kepada masyarakat dan juga bersama-sama dengan stakeholder lainnya membangun ekosistem kesehatan yang sehat di Indonesia.

“Saya berharap asosiasi farmasi dan anggotanya melindungi masyarakat, bekerjasama dengan lembaga-lembaga terkait. Kita ingin membangun ekosistem sektor yang sehat di Indonesia. Dan saya juga setuju kita lanjutkan rapat ini dengan membentuk Panja dan kalau perlu meneruskan dengan membuat Pansus,” tutup Charles.(RM.ID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *