Permintaan KPR Bakal Naik Daun

JAKARTA, BANPOS – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) meyakini penyediaan rumah dengan harga terjangkau bagi masyarakat, merupakan simbol pertumbuhan ekonomi bangsa.

Direktur Riset Core Indonesia Piter Abdullah mengatakan, sejauh ini Pemerintah telah menghadirkan beragam program dan bantuan untuk memudahkan masyarakat. Khususnya yang berpenghasilan rendah untuk memiliki hunian pertamanya.

“Bantuan atau program-program yang diberikan Pemerintah sudah cukup banyak. Misal, subsidi uang muka (down payment/DP), subsidi bunga kredit dan lainnya,” ujar Piter kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Namun dari semua itu, kata dia, terpenting yang harus dilakukan Pemerintah saat ini, menjaga masyarakat u tetap memiliki pekerjaan dan penghasilan.

Dengan begitu, Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), generasi muda maupun umum tetap memiliki kemampuan dari segi finansial untuk membeli maupun membayar Kredit Pemilikan Rumah (KPR).

“Selama masih punya pekerjaan, mereka akan mampu menyesuaikan kebutuhan. Makanya, penting untuk Pemerintah bagaimana menjaga pekerja kita tidak kehilangan income-nya,” kata Piter.

Pasalnya, menurut Piter, kebutuhan akan tempat tinggal akan terus ada dan terus meningkat setiap tahun. Hal ini terlihat dengan adanya backlog (selisih antara ketersediaan dan permintaan rumah) masih di angka 12,75 juta hunian.

Buktinya, kata Piter, kondisi pandemi tak membuat kebutuhan hunian menurun. Sehingga kondisi backlog masih sulit diatasi dalam waktu dekat.

“Demand dari kebutuhan perumahan itu besar. Apalagi sekarang pandemi mulai pulih. Angkatan kerja naik, termasuk milenial yang tadinya masih tinggal sama orang tua, sekarang mau punya rumah sendiri,” bebernya.

Karenanya, hal ini harus bisa ditangani Pemerintah. Dia memperkirakan, pasca pandemi kredit perumahan akan kembali naik daun. Sehingga, selain terus membangun dan menyediakan perumahan oleh developer, perbankan juga harus bisa meningkatkan kemampuan pendanaan untuk menyalurkan kredit di sektor perumahan.

“Pemerintah juga harus memiliki concern tinggi dalam menyediakan rumah terjangkau bagi masyarakat,” imbuhnya.

Dia juga mengimbau, masyarakat atau kaum muda yang ingin memiliki rumah dengan cara mencicil, tak perlu khawatir dengan tingkat suku bunga acuan yang naik terus.

“Suku bunga naik, tidak berarti bunga kredit juga langsung ikut naik, terutama yang sudah berjalan. Mungkin ada kenaikan untuk kredit baru. Ini akan menjadi pertimbangan, tapi tidak mengubah perilaku. Karena memiliki rumah sudah menjadi kebutuhan dasar,” tandasnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir terus mendorong perusahaan pelat merah, salah satunya Perum Perumnas, menyediakan hunian yang tak hanya terjangkau, juga memiliki lokasi dengan kemudahan akses menuju transportasi umum.

Mengingat, Indonesia diberkahi bonus demografi berupa kalangan generasi muda, dalam menunjang perekonomian nasional.

“Kami harus membantu mereka menyediakan hunian dengan akses mudah untuk menggunakan transportasi publik, dan terjangkau harganya bagi kalangan milenial. Ini sebagai simbol pemerataan dan pertumbuhan ekonomi,” ujar Erick saat meresmikan Festival KPR (Kredit Kepemilikan Rumah) Hunian Pemuda di Gedung Sarinah, Jakarta, Jumat (28/10).

Mantan bos Inter Milan ini mengatakan, dari data terakhir, sekitar 31 persen milenial di Indonesia belum memiliki rumah. Padahal mereka menjadi harapan untuk menunjang ekonomi nasional.

Karenanya, Erick sangat mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Perumnas yang menggelar festival tersebut selama tiga hari, pada 28-30 Oktober 2022, dengan menampilkan ragam proyek perumahan Perumnas yang strategis, solutif dan cocok untuk milenial.

Yaitu, hunian yang mengusung konsep TOD (Transit Oriented Development) atau hunian terintegrasi langsung dengan transportasi umum. Diharapkan, mobilitas para milenial untuk bekerja tetap tinggi, meski harus menempuh jarak tertentu.

“Jika bisa membantu menyediakan (hunian), maka kami memudahkan mereka dalam bekerja. Sehingga akan jauh lebih produktif,” katanya.

Di kesempatan sama, Direktur Utama Perum Perumnas Budi Saddewa Soediro menjelaskan, terdapat empat lokasi yang dibangun dengan mengusung konsep TOD.

Lokasi tersebut, kata dia, terdapat di Samesta Mahata Tanjung Barat – Jakarta Selatan, Samesta Mahata Margonda – Depok, Samesta Mahata Serpong – Tangerang Selatan dan satu proyek perumahan darat, di Samesta Parayasa, Bogor.

“Keputusan membeli rumah, bukanlah perkara mudah bagi milenial. Sehingga kami menghadirkan program seperti ini untuk meningkatkan akses, serta kemudahan membeli hunian,” pungkasnya.(RM.ID)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *